Dua Rumah Warga di Sragen Ambrol Tergerus Sungai Bengawan Solo

Joko Piroso
Akibat tergerus banjir sungai bengawan solo, dua rumah milik warga di Desa Tenggak, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (17/02) sore mengalami ambrol. Foto:iNews/Joko P

SRAGEN,iNewsSragen.id  - Akibat tergerus banjir sungai bengawan solo, dua rumah milik warga di Desa Tenggak, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (17/02) sore mengalami ambrol.

Akibatnya dua rumah milik warga tersebut menggantung diatas permukaan air sungai. Para korban tetap bertahan menempati rumahnya, karena akan pindah  lokasi tidak punya tempat tinggal yang lain. Namun saat air banjir tiba, mereka mengungsi ditempat yang lebih aman.

Selain dua rumah longsor, banjir tersebut juga mengancam empat rumah warga yang berada dibibir sungai di Desa Tenggak.

Menurut korban tanah longsor Budi Wiyono (42) warga Dukuh Nglombo Desa Tengak mengatakan, tanggul tanah sungai yang terkikis terpaksa menyeret pondasi rumah, katanya.

Sejak Kamis itu dinding sudah retak selebar satu jari kemudian bertembah lebar. Kemudian kemarin sore, saya minta bantuan warga untuk membongkar atap asbes, baru dapat sepertiga malah ambrol," ujarnya.

Budi mengatakan bangunan yang ambrol itu merupakan rumah hunian. Dia mengatakan bangunan itu dihuni simbah tetapi sekarang simbah sudah meninggal dunia. Sampai sekarang, kata dia, masih terus tergerus sedikit-sedikit. Jarak bibir sungai dengan rumah utama Budi tinggal 2 meter.

"Istri saya belum mau mengungsi. Meskipun waswas dan takut, kami masih menempati rumah ini. Semalam BPBD juga sudah datang. Kerugian bangunan senilai Rp15 juta. Ini bangunan 2015. Kalau tanahnya tidak bisa dihitung," ujarnya.

Budi berharap ada bantuan pembuatan talut bronjong batu supaya tidak tergerus air lagi. Selain rumahnya, Budi menyebut rumah milik Mbah Suwarni di RT 004 Nglombo juga terancam karena jarak rumaj hanya 1-2 meter.

Warga di Metep RT 011, Tenggak, Sartono, 40, mengatakan dapur rumahnya sudah habis tergerus arus Sungan Bengawan Solo, pada Jumat malam, sekitar pukul 19.00 WIB. Sartono menghuni rumah itu dengan ibunya. Dia mengaku rumahnya sudah pindah tiga kali, yakni pindah maju karena bagian belakang tergerus air terus.

"Pindah pertama pada 2008, kedua sekitar 2014, dan ini ketiga. Ini rencana juga maju lagi dua meter ke depan. Padahal lahan depan rumah sudah milik tetangga," katanya.

Para warga yang rumahnya dekat sungai berharap kapada pemerintah untuk membronjong  di lokasi longsor, agar warga merasa nyaman meski terjadi banjir, pungkasnya.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network