Haedar menyatakan, dinamika perbedaan terkait Ijtihad ini tidak bisa saling dipaksakan untuk menjadi sama. Ia percaya jika pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah dapat mengayomi adanya perbedaan itu.
"Jika nanti pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada 22 April, pasti juga memberi ruang kepada yang akan melaksanakan Idul Fitri pada 21 April untuk menggunakan fasilitas pemerintah, terutama bagi yang memerlukan," ujarnya.
Haedar memastikan metode yang digunakan Muhammadiyah dalam penetapan 1 Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan Al Qur'an dan Hadits Nabi Muhammadiyah SAW.
"Pengambilan keputusan sungguh memiliki dasar keagamaan yang kuat bukan hanya bersifat rasionalitas ilmu semata-mata. Kuat dasar agamanya, syariahnya, juga kuat ilmu pengetahuan," tandasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait