SRAGEN, iNewsSragen.id – Kasus keracunan masal kembali terjadi di kabupaten Sragen. Lagi-lagi akibat makanan saat hajatan pada Kamis (11/5) malam. Namun kali ini kejadian keracunan dialami oleh warga Desa Tunggul, Kecamatan Gondang.
Informasi yang dihimpun iNewsSragen.id, keracunan ini akibat menyantap makanan hajatan di salah satu rumah warga. Warga mulai merasa mual, muntah dan diare pada kamis malam. Lantas banyak yang memeriksakan diri ke Bidan Desa dan Puskesmas Gondang, pada Jumat (12/5) pagi.
Kepala Puskesmas Gondang dr. Dedy Ari Saputra mengatakan, ada beberapa gejala mulai kamis malam. Gejala warga yang dialami hampir serupa. Diduga mengkonsumsi makanan yang sama. ”Gejalanya mual dan diare. Sejak pagi tadi, puskesmas memberi pelayanan dan edukasi terkait warga yang mengalami gejala tersebut,” katanya.
Dia menjelaskan sampai jumat siang sudah ada 41 orang yang mengeluhkan kasus serupa. Namun sudah tertangani dan cukup rawat jalan. Hingga pukul 13.00 sudah tidak ada tambahan warga yang mengeluhkan gejala serupa. ”Sampai siang ini cukup rawat jalan. Tidak ada tambahan, gejala secara umum sudah tidak ada,” jelasnya.
Pihaknya menduga Konsumsi makanan yang sama, penyebab belum pastikan. Namun dari Dinas Kesehatan kabupaten (DKK) sudah mengambil sampel makanan dan dikirim ke Laboraturium Kesehatan Daerah (Labkesda). ”Sudah tindak lanjuti, ambil sampel dibawa ke labkesda Sragen, bisa saja nanti dikirim juga ke Semarang,” pungkasnya.
Petugas Puskesmas Gondang cek kesehatan warga korban keracunan massal.Foto:iNews/Joko P
Sementara kepala Desa (Kades) Tunggul, Suntoro membenarkan ada warga yang mengeluhkan mual dan diare. Namun sudah tertangani oleh petugas kesehatan. ”Beberapa orang diare namun sudha sembuh semua,” katanya.
Dia menyampaikan ada hajatan di Dukuh Tanjang. Para warga yang mengeluhkan sakit mengaku mengkonsumsi hidangan hajatan saat resepsi. ”Kisaran jam 9-10 malam mengeluh sakit yang mulai makan resepsi,” pungkasnya.
Salah seorang warga setempat, Yuli, 36, mengeluhkan perut mulas dan diare pada pukul 23.30 WIB. Suaminya juga mengalami kondisi yang sama. Dia menerangkan diare itu terjadi dua jam sekali. Setelah minum obat keluhannya sudah berkurang banyak. Dia mendapatkan obat dari Posko Kesehatan pada pukul 06.00 WIB.
“Awalnya dikira masuk angin biasa atau kecapaian tetapi suami juga mengeluh yang sama. Ibu saya malah tidak apa-apa, padahal juga ikut membantu seharian di lokasi hajatan,” katanya.
Warga lainnya, Nariyo, 64, juga mengeluhkan menderita diare sejak semalam dan akhirnya meminta obat ke posko kesehatan. “Saya sudah tiga kali ini diare. Belum sampai ke kamar mandi sudah keluar duluan. Cucu saya juga diare,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait