SRAGEN, iNewsSragen.id - Sebanyak 10 titik proyek perbaikan jalan di Kabupaten Sragen menjadi sorotan. Lantaran dokumen berkas lelang teknis diduga fiktif. Bahkan, berkas yang digunakan tak sesuai dengan kondisi dilapangan. .
Aktivis pemerhati pembangunan di Sragen Sunarto menjelaskan sejumlah titik pekerjaan jalan di Sragen. Pihaknya Berharap Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen bersikap tegas. Lantaran situasi di lapangan dalam mengerjakan jalan tidak sesuai dengan syarat teknis sewaktu lelang. Diduga berkas lelang fiktif, lantaran tak sesuai dengan teknis dilapangan.
Sunarto mengaku sudah memantau dan melapor ke DPU terkait pekerjaan jalan. Setidaknya ada 10 titik, yang sudah terpantau. Sunarto juga akan memantau ke beberapa titik pekerjaan lainnya. ”Saya selaku warga Sragen tidak mau hasil pekerjaan asal-asalan,” tegasnya.
Dia menyampaikan 10 titik tersebut, pemenang tender dalam eksekusi pekerjaan tidak sesuai persyaratan dokumen yang sudah diunggah dalam lelang. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melaporkan ke pihak yang berwenang.
Salah satunya pekerjaan di Jati Tengah – Tanggan. Menurutnya tidak terdapat ahli Jalan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bahkan pelaksana merangkap di pekerjaan lain. ”Pelaksana juga rangkap, juga di Gabugan –Gading dan Tanggan – Jati tengah ini satu orang. Padahal sarat tender, satu orang itu satu paket,” jelasnya.
Pihaknya menyampaikan sempat menanyakan ijazah terakhir pelaksana. Ternyata hanya lulusan SMP. Padahal seharusnya sesuai Sertifikat Ketrampilan (SKT) Kelas 1, hal itu tidak memenuhi syarat. Menurutnya di paket pekerjaan tidak jauh beda. ”Personel yang di upload dalam persyaratan teknis, nggak ada semua. Paling yang ada pelaksana, tapi ahli teknik jalan, K3, nggak ada dan sebagainya,” terangnya.
Pihaknya mengunkapkan, padahal persyaratan di lelang harusnya dikerjakan dengan orang yang memiliki kualitas. Namun dilapangan tidak ada yang sesuai syarat lelang. Tetapi seolah-olah dibiarkan.
Sunarto juga berencana menggugat sejumlah pemenang tender. Lantaran mereka menyanggupi untuk menghadirkan personel sesuai persyaratan. Namun kenyataan di lapangan tidak pernah ada personel tersebut. ”Jangan-jangan cuma persyaratan bikin surat kesanggupan,” ungkapnya.
Dia mengindikasikan banyak sertifikat hasil sewa. Seperti SKT tukang besi, SKT tukang pasang batu beralamatkan jauh dari Sragen. ”SKT nya dari Aceh, Sulawesi, dan sebagainya. Makanya kesanggupan ditempatkan di lokasi, tidak ada. Selain itu karena alamatnya jauh-jauh jadi sulit di cek,” pungkas Sunarto.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait