SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Perum Bulog kembali hadir mewujudkan ketahanan pangan nasional terutama dalam komoditi beras. Kali ini giliran varian Rojolele Srinuk dari Kabupaten Klaten yang dihadirkan melalui soft launching di Puma Sport Center, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (19/8/2023).
Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, yang hadir secara langsung dalam acara menyampaikan, melalui 'umbrella' produk pangan yang dimiliki, yakni 'Befood', pihaknya berusaha memperkenalkan, menyebarluaskan, dan memberikan banyak alternatif varian jenis beras.
"Selain Befood Rojolele Srinuk, kami telah mempunyai brand Befood Slyp Super, Befood Setra Ramos, Befood Pandan Wangi, serta akan mendistribusikan Tepung Beras Befood dalam waktu dekat," paparnya.
Terkait penyerapan dan penyediaan beras Rojolele Srinuk, disebutkan merupakan kerjasama Perum Bulog Cabang Surakarta dengan PT. Aneka Usaha Perseroda Kabupaten Klaten.
"Dalam skema itu, kami membantu memasarkan produk beras varietas Rojolele Srinuk yang kami serap dari petani di Kabupaten Klaten. Beras unggulan ini memiliki tekstur pulen dan wangi," sebutnya.
Kerjasama pemasaran itu resmi dilakukan setelah Perum Bulog Surakarta melalui Andy Nugroho selaku Pemimpin Cabang, meneken MoU dengan PT Aneka Usaha Perseroda Kabupaten Klaten.
Selain itu juga dilakukan MoU dengan PT Trans Retail Indonesia Regional Jabanusra yang akan menyebarluaskan brand-brand komoditi Befood yang dimiliki Perum Bulog.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Klaten, Widiyanti, Rojolele Srinuk merupakan hasil rekayasa oleh Pemkab Klaten dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Hasilnya, produk beras jenis Srinuk ternyata memiliki beberapa kelebihan, dibanding beras Rojolele yang sebelumnya.
"Dulu Rojolele itu memiliki umur sampai lima bulan, sekarang Srinuk hanya sekitar 110 hari atau sekitar tiga bulan lebih," paparnya.
Tidak hanya itu, antara Rojolele yang lama dan Rojolele Srinuk, memiliki perbedaan. Seperti tanaman Rojolele lebih tinggi daripada Srinuk. Kondisi itu membuat Rojolele yang lama lebih berpotensi dimakan burung dan kena angin.
"Sedangkan Srinuk bisa lebih aman karena pendek sehingga aman dari burung dan tidak roboh," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait