KAIRO, iNewsSragen.id - Banjir bandang di Libya yang menyebabkan banyak korban tewas dan kerusakan besar sangat mengkhawatirkan, Minggu (17/9/2023). Banjir bandang adalah bencana alam yang sering kali memiliki dampak yang mematikan dan merusak, terutama ketika badai dan curah hujan ekstrem terjadi.
Banjir bandang di Derna, Libya, telah menyebabkan setidaknya 11.300 orang tewas dan 10.100 lainnya masih hilang. Jumlah korban ini hanya di kota Derna, sehingga diperkirakan masih ada korban tewas di wilayah lain.
Banjir bandang tersebut disebabkan oleh hujan deras yang dipicu oleh Badai Daniel. Hujan tersebut mengakibatkan dua bendungan bobol, yang kemudian menyebabkan air hujan membanjiri sungai musiman atau wadi di wilayah tersebut.
Banjir tersebut menyebabkan kerusakan luas, termasuk rumah-rumah, kendaraan, dan harta benda lainnya. Gelombang setinggi 7 meter juga mencapai permukiman di kota, menyebabkan banyak kerusakan.
Lebih dari 40.000 warga Libya terpaksa mengungsi akibat banjir dahsyat ini, menggambarkan dampak yang luas terhadap masyarakat.
Kepala Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan bahwa korban jiwa dapat dihindari jika Libya memiliki otoritas pemantau cuaca yang mengeluarkan peringatan. Ini menunjukkan pentingnya sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana alam.
Ahli hidrologi mengingatkan tentang ancaman banjir berulang di sungai musiman dan menyerukan pemeliharaan rutin bendungan. Ini menyoroti perlunya pemeliharaan infrastruktur untuk mengurangi risiko banjir.
Kondisi seperti ini menekankan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana yang lebih baik, serta pentingnya investasi dalam sistem peringatan dini dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dari bencana alam yang serupa di masa depan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait