SRAGEN, iNewsSragen.id - Seni bukan hanya banyak memberikan sumbangan bagi pengembangan intelegensi manusia, tetapi juga memberikan cara untuk mencapai perbedaan besar pada manusia di setiap sekolah.
Akan lebih mudah untuk mencapai prestasi pendidikan yang signifikan, jika setiap orang belajar dengan cara yang sama, tetapi bukan dengan apa yang dikerjakannya. Di semua sekolah sekarang terdapat perbedaan latar belakang kultural, sosial, dan ekonomi, yang makin besar pada peserta didik menghasilkan cara-cara berpikir, belajar, dan bertindak berbeda-beda juga (Retnowati dan Prihadi, 2010).
Pendidikan seni merupakan bagian penting dari pendidikan yang sering diabaikan dalam kurikulum sekolah. Pendidikan seni merupakan kegiatan untuk meningkatkan perkembangan anak. Anak dapat diberikan kebebasan untuk berekspresi dan mengekplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru, anak-anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara maksimal, baik potensi fisik, emosional, dan spiritual.
Oleh karena itu, pendidikan seni bagi anak merupakan sarana perkembangan untuk menuju ke beberapa aspek. Namun perlu diingat bahwa seni bukan hanya tentang menggambar, melukis, atau menyanyi. Seni juga mencakup berbagai bentuk ekspresi seperti musik, tari, drama dan banyak lagi.
Pendidikan seni bukan hanya tentang membuat karya seni, tetapi juga tentang pemahaman seni, budaya, dan kreativitas. Berikut akan dijelaskan ini menjelaskan mengapa pendidikan seni sangat penting dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang.
1. Pendidikan seni dapat berperan penting dalam perkembangan kognitif seseorang. Kognitif mengacu pada kemampuan otak untuk memahami, mengingat, memproses informasi dan memecahkan masalah. Ketika seseorang membuat karya seni, misalnya menggambar atau bermain musik, ia harus berpikir kreatif, berimajinasi, dan merencanakan langkah-langkah yang diperlukan. Ini merangsang otak dan mendorong pengembangan keterampilan berpikir abstrak dan kreatif.
Pendidikan seni juga mengajarkan keterampilan analitis dan evaluasi. Misalnya dalam memahami seni rupa atau karya seni lainnya, seseorang harus memperhatikan detail, menganalisis komposisi, dan menafsirkan makna yang mendasari karya tersebut. Ini melibatkan keterampilan analisis kritis yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari dan dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks.
Kegiatan yang seni dengsn kognitif berupa melukis atau menggambar. Hal ini dikerenakan Kegiatan ini memerlukan pemikiran kreatif untuk memvisualisasikan apa yang ingin digambarkan di atas kanvas atau kertas. Peserta didik harus mempertimbangkan warna, komposisi, dan bentuk dalam menciptakan karya seni mereka.
2. Pendidikan seni memegang peranan penting dalam pengembangan aspek afektif, yaitu. perasaan, emosi, dan nilai-nilai. Seni memungkinkan orang mengekspresikan perasaannya secara kreatif dan produktif. Ini membantu mereka memahami diri mereka sendiri, mengatasi emosi negatif dan mengembangkan empati terhadap orang lain.
Pendidikan seni juga dapat meningkatkan kesadaran budaya dan menghargai keberagaman. Ketika seseorang berkecimpung dalam seni, seringkali ia ikut serta dalam ekspresi suatu budaya tertentu, baik itu tari tradisional, musik etnik, atau seni rupa yang terinspirasi dari budaya tertentu. Hal ini membantu masyarakat memahami dan menghargai perbedaan budaya, yang merupakan faktor penting dalam masyarakat yang semakin mengglobal.
Pendidikan seni juga dapat memperdalam pemahaman diri. Ketika seseorang menciptakan karya seni atau mengeksplorasi berbagai bentuk seni, mereka sering kali merefleksikan identitas, nilai-nilai pribadi, dan hubungan dengan dunia di sekitarnya. Ini membuka jalan menuju pertumbuhan emosional yang mendalam dan pemahaman diri yang lebih baik. Kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengembangkan aspek afektif yaitu drama atau teater.
Hal ini terjadi ketika peserta didik berpartisipasi dalam pertunjukan teater atau drama memungkinkan peserta didik untuk memasuki peran dan merasakan emosi karakter tersebut. Ini dapat meningkatkan empati dan pemahaman mereka terhadap beragam pengalaman emosional.
3. Psikomotor mengacu pada hubungan antara pikiran dan gerakan fisik. Pendidikan seni mencakup aktivitas fisik seperti menggambar, menari atau bermain musik. Ini membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, kekuatan otot dan keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menciptakan seni detail.
Selain itu, seni juga dapat membantu meningkatkan kesadaran kinestetik, atau pemahaman terhadap tubuh dan gerak. Hal ini secara positif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam banyak aktivitas fisik lainnya, termasuk olahraga.
Pendidikan seni tidak hanya melibatkan gerak fisik, tetapi juga membantu mengintegrasikan dimensi psikomotorik yang kompleks. Misalnya, belajar bermain musik mengembangkan koordinasi tangan-mata, keterampilan motorik halus, dan keterampilan multitasking yang penting. Selain itu, seni juga melibatkan disiplin diri, kesabaran dan fokus. Misalnya, dalam tari, peserta didik harus menguasai gerakan-gerakan kompleks dan melatihnya berulang kali, yang pada akhirnya mengembangkan disiplin diri dan konsentrasi.
Penulis:
1. Firly Fazza Amalia (Mahasiswa S1 PGSD FIPP UNNES)
2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd (Dosen UNNES)
Editor : Sugiyanto
Artikel Terkait