SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Ratusan tenaga sortir lipat surat suara Pemilu 2024 menerima pencairan upah setelah selama 9 hari bekerja. Pembayaran upah dilakukan di gudang KPU Kabupaten Sukoharjo.
"Ada sekira 311 tenaga sortir lipat, hari ini menerima upah dengan nominal total seluruhnya sekira Rp730 juta," kata Komisioner KPU Sukoharjo Murwedhy Tanomo dari Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Kamis (18/1/2024)
Menurutnya, dari 311 tenaga sortir lipat tersebut terbagi dalam 33 kelompok dengan masing-masing beranggotakan 8-10 orang. Mereka mulai bekerja sejak 10 Januari hingga 18 Januari 2024, atau 9 hari.
"Upah tenaga sortir lipat diterimakan kepada masing-masing ketua kelompok untuk selanjutnya dibagikan kepada anggotanya. Mereka ini mayoritas berasal dari warga sekitar gudang KPU Sukoharjo," ungkapnya.
Ia menjelaskan, upah tenaga sortir lipat mengacu pada index dari KPU RI. Untuk Kabupaten Sukoharjo upah sortir lipat surat suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PPWP) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) kisarannya per lembar Rp150,-. Legislatif (DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota) per lembar Rp250,-.
"Sumber anggaran upah tenaga sortir lipat diambilkan dari APBN melalui KPU RI. Dan tadi proses pencairannya memang memakan waktu lama karena harus mencocokkan data dari tenaga sortir lipat dengan data dari KPU. Tujuannya jangan sampai ada penerimaan upah yang kurang," ujarnya.
Murwedhy juga mengatakan, secara umum tidak ada kendala dalam proses sortir lipat, hanya saja mungkin dari segi kenyamanan tenaga yang sedikit mengalami kendala akibat suhu panas didalam gedung karena atapnya dari bahan seng.
“Alhamdulillah terkait sortir lipat ini selesai dalam waktu 9 hari. Untuk total temuan surat suara yang tidak memenuhi syarat (TMS), hari ini masih dalam proses rekap. Temuan ada dua macam, yakni surat suara rusak dan surat suara tidak sesuai dengan cetakan," paparnya.
Temuan surat suara TMS tersebut, nantinya akan dilaporkan ke KPU RI melalui KPU Provinsi dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Logistik (Silog) untuk memantau pergerakan produksi dan distribusi logistik.
"Surat suara rusak maupun yang tidak memenuhi syarat itu akan kami laporkan lewat aplikasi Silog, untuk selanjutnya minta surat suara pengganti ke penyedia jasa cetaknya," imbuhnya.
Wahyono (45), warga Combongan, Sukoharjo, salah satu tenaga sortir lipat mengaku senang dilibatkan KPU Sukoharjo. Ia mengaku sudah mempunyai pengalaman empat kali menjadi tenaga sortir lipat surat suara dari Pemilu, Pilgub, hingga Pilkada.
"Upah yang saya terima sudah sesuai. Kelompok saya ada 9 orang, masing-masing menerima Rp2,3 juta. Upah yang diterima antar kelompok berbeda-beda, tergantung hasil dari kecepatannya melipat. Ada yang menerima upah kurang dari Rp2 juta per orang karena mungkin belum punya pengalaman," sebutnya.
Pria yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu mengaku akan membelanjakan upah dari sortir lipat surat suara untuk kebutuhan rumah tangga, termasuk juga untuk keperluan biaya sekolah anak.
"Kalau saya sehari-hari bekerja sebagai buruh membajak sawah, di pertanian," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait