Selain itu, lanjutnya, dukungan dan pembinaan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
"Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman dari komunitas sekolah ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam mewujudkan keamanan pangan di sekolah, serta pada akhirnya dapat membentuk budaya atau perilaku keamanan pangan yang baik, sehingga menjamin sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,' imbuhnya.
Diketahui, siswa dan guru perwakilan yang diundang dalam kegiatan itu berasal dari kabupaten Wonogiri, Sragen, Karanganyar dan Kota Solo. Mereka mewakili dari 36 sekolah terdiri 72 guru dan 72 siswa.
Salah satu peserta, Lia Ratnasari, Guru SDN Plupuh 2 Sragen mengatakan, sekolahnya yang juga termasuk unggul dan sekolah Adiwiyata di Sragen sudah menerapkan aturan jajan pangan sehat untuk siswa.
"Untuk mengantisipasi jajanan yang tidak sehat, siswa sekarang diwajibkan bawa bekal sendiri dan minuman dengan tumbler sendiri. Selama jam pelajaran anak tidak boleh jajan di luar karena ada kantin sehat juga,' paparnya.
Lia juga menambahkan, pihak menyadari bahwa sekolah tidak bisa melarang pedagang yang ada di luar sekolah, namun sesuai aturan siswa baru bisa jajan diluar setelah jam sekolah selesai.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait