BLORA, iNewsSragen.id - Umat Katolik di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menggelar visualisasi Jalan Salib di Wireskat, Desa Sendangharjo, Kecamatan Blora, Jumat (18/4/2025) mulai pukul 07.00 WIB.
Cuaca pagi yang sejuk turut menambah kekhusyukan suasana, membangkitkan semangat religius, dan memperdalam keimanan umat Katolik. Visualisasi Jalan Salib berlangsung dengan khidmat, tertib, dan lancar, dalam rangka memperingati wafatnya Yesus Kristus.
Romo Benediktus Prima Novianto Saputro, Kepala Paroki Santo Pius X Blora, menyampaikan apresiasi luar biasa atas pelaksanaan visualisasi ini, yang diperankan oleh orang muda dan umat dewasa Katolik.
“Ini hal yang sangat luar biasa. Mereka telah berlatih dan mempersiapkan diri dengan baik. Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung visualisasi ini,” ungkap Romo Novi, sapaan akrabnya.
Ia mengungkapkan, sejak pukul 04.00 WIB para pemeran telah bersiap, dan berhasil membawakan peran mereka dengan penuh penghayatan, memukau umat yang hadir.
“Tentu ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan usaha untuk merenungkan Sabda Tuhan melalui visualisasi. Semoga ini membantu kita semua memahami betapa besar cinta Tuhan kepada kita," lanjutnya.
Romo Novi menegaskan, peristiwa wafatnya Yesus adalah bukti cinta yang luar biasa—sebuah misteri yang hanya dapat direnungkan dengan mata hati.
"Semoga melalui peristiwa ini, kita semakin dipenuhi dengan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama. Bukan hanya merasa sedih atau menyesal, tapi mari kita wujudkan hidup yang berdasarkan kasih," pesannya.
Sementara itu, Koordinator Visualisasi Jalan Salib, Maximiana Pancastuti, menjelaskan bahwa persiapan kegiatan ini telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
"Kami melibatkan Orang Muda Katolik (OMK), ketua lingkungan, kategorial, dan umat lainnya. Tahun ini prosesi berlangsung sekitar 1 jam 15 menit. Ada sedikit perbedaan, kalau tahun lalu diadakan di dalam gereja, sekarang kita buat lebih sederhana hanya melewati jalan utama, meski rangkaian peristiwanya tetap sama," jelasnya.
Ia berharap melalui visualisasi ini, umat semakin menghayati kisah sengsara Yesus yang telah menebus dosa manusia, serta berani melayani seperti yang telah diteladankan oleh-Nya.
Dalam pelaksanaan ini, umat mengikuti 14 perhentian Jalan Salib, mulai dari Yesus dijatuhi hukuman mati, memanggul salib, jatuh untuk pertama kali, bertemu dengan ibu-Nya, hingga akhirnya wafat di kayu salib dan dimakamkan.
Ignatius Ary Soesanto, Sekretaris Paroki Santo Pius X Blora, turut mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti prosesi ini.
“Bersyukur sekali, masih diberi kesehatan dan kesempatan mengikuti visualisasi Jalan Salib. Nanti siang akan dilanjutkan dengan Ibadah Jumat Agung,” katanya.
Melalui peringatan ini, umat diajak semakin menyadari betapa besar kasih Allah, serta merenungkan peristiwa Via Dolorosa, Jalan Penderitaan, yang dilalui Yesus Kristus menjelang wafat-Nya.
Tradisi devosi Jalan Salib sendiri dirintis oleh Santo Fransiskus Asisi, diperkenalkan oleh Ordo Fransiskan pada abad ke-14, dan kemudian meluas dalam Gereja Katolik. Paus Klemens XII secara resmi menetapkan bentuk perhentiannya pada abad ke-17, yang terus dipraktikkan hingga saat ini.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait