Sugiyanto turut menyoroti ketidakjelasan identitas penulis dalam berita tersebut. Ia menilai, ketidakjelasan itu membuat publik bertanya-tanya soal niat dan profesionalisme media bersangkutan.
“Kalau berita tidak mencantumkan nama penulis, lalu siapa yang bertanggung jawab? Ini penting, agar publik percaya bahwa berita tersebut disusun secara profesional, bukan berdasarkan asumsi atau pesanan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sugiyanto juga menunjukkan hasil dokumentasi fisik pembangunan talud yang sempat diberitakan. Ia menegaskan, Pemerintah Desa Trombol sangat terbuka terhadap kontrol publik, dan siap menerima kritik serta saran demi perbaikan pembangunan ke depan.
“Kami tidak menutup diri. Silakan dikritik jika ada kekurangan. Tapi mari sampaikan secara baik, berdasar fakta, dan kalau bisa, disertai dengan solusi. Jangan langsung menyudutkan tanpa dasar,” ucapnya.
Sugiyanto menyatakan bahwa kritik yang konstruktif justru dibutuhkan sebagai bahan evaluasi. Ia berharap ke depan komunikasi antara pemerintah desa, media, dan masyarakat bisa terjalin lebih sehat dan saling menghargai.
“Kami percaya, lewat komunikasi yang baik, semua pihak bisa berkontribusi untuk kemajuan desa. Kritik kami terima, tapi mari kita salurkan dengan cara yang etis dan solutif,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait