Kegiatan Pemerintah Ramai di Luar Sragen, UMKM Lokal Menjerit

Sugiyanto
Istri Wakil Presiden RI, Selvi Ananda menyempatkan diri mengunjungi pameran kriya.Foto:DOK iNews

SRAGEN, iNewsSragen.id — Fenomena pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintahan yang digelar di luar Kabupaten Sragen masih menjadi tren yang belum juga mereda.

Bimbingan teknis (Bimtek), rapat koordinasi (Rakor), pelatihan, pembekalan, studi banding, hingga peningkatan kapasitas aparatur, masih kerap dilaksanakan di kota-kota tetangga.

Ironisnya, kebiasaan ini telah berlangsung lama dan terus berulang hingga saat ini.

Beberapa contoh masih segar di ingatan. Pada 2024 lalu, kegiatan Bimtek untuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa digelar di Boyolali dan Karanganyar.

Sementara sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memilih kota-kota lain di Jawa Tengah bahkan luar provinsi untuk melaksanakan kegiatan sejenis. Tak jarang, pelatihan justru dikemas bersamaan dengan kunjungan ke tempat wisata di daerah tujuan.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat: apakah Kabupaten Sragen tidak memiliki fasilitas yang layak untuk menjadi tuan rumah berbagai kegiatan tersebut? Padahal, di sisi lain, potensi lokal baik dari sektor akomodasi, kuliner, hingga UMKM memiliki daya saing dan cukup untuk mendukung kebutuhan pelaksanaan kegiatan skala kecil hingga besar.

Padahal, di Sragen sendiri juga banyak potensi yang bisa digunakan dan dimanfaatkan. Sebut saja Obyek Wisata Bayanan, Kawasan Situs Sangiran, New Gunung Kemukus, Warung Apung di Sumberlawang, Sendang Kun Gerit di Gemolong, Dayu Park, dan masih banyak lagi destinasi serta fasilitas representatif lainnya.

Jelas-jelas, sumber daya sudah tersedia. Jika pemerintah serius dalam pengelolaan dan perencanaannya, kegiatan-kegiatan itu bisa dibagi secara merata ke berbagai titik. Dengan begitu, potensi daerah dapat dimaksimalkan, sekaligus menjadi penggerak nyata bagi roda ekonomi lokal yang selama ini kurang tersentuh.

Selain itu, pelaksanaan kegiatan di daerah sendiri akan menghemat penggunaan APBD, efesiensi anggaran jelas.

Belum lagi jika melihat dampaknya secara ekonomi. Ketika kegiatan digelar di luar daerah, yang justru menikmati keuntungan adalah hotel, restoran, pusat oleh-oleh, dan pelaku usaha lokal di daerah tujuan, bukan Sragen.

Padahal, potensi perputaran uang dari satu kali kegiatan bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Sayangnya, aliran uang itu lebih sering mengalir ke luar daripada menggerakkan ekonomi daerah sendiri.

Banyak kegiatan juga dilaksanakan oleh pihak ketiga atau rekanan yang menentukan lokasi tanpa mempertimbangkan aspek pemerataan ekonomi daerah. Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa pemanfaatan potensi lokal belum menjadi prioritas.

Kritik dari masyarakat pun terus bermunculan. Mereka menilai praktik ini berkontribusi terhadap lemahnya geliat ekonomi lokal dan stagnannya peran UMKM Sragen. Pedagang kecil yang menggantungkan penghasilan dari momen-momen keramaian kegiatan pemerintah pun hanya bisa gigit jari.

"Seharusnya di daerah sendiri di ramaikan, supaya menjadi pusat kegiatan yang menguntungkan bagi warga Sragen sendiri. Tidak malah di gelar di daerah lain, yang justru menguntungkan daerah tersebut. Kalau toh memang harus ada narasumber yang dibutuhkan untuk mengisi acara, kan bisa di undang untuk datang," ujar Bakri, salah satu pelaku UMKM di Sragen. Kamis (24/7/2025) siang.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto menyampaikan, pada prinsipnya, pihaknya sangat memahami dan menghargai aspirasi dari masyarakat, khususnya pelaku UMKM, yang menginginkan agar kegiatan-kegiatan seperti Bimtek, pelatihan, maupun peningkatan kapasitas bisa lebih banyak dilaksanakan di wilayah Sragen sendiri. Harapan ini tentu sangat logis dan sejalan dengan semangat pemberdayaan potensi lokal dan perputaran ekonomi daerah.

"Kami akan menjadikan masukan ini sebagai bahan evaluasi ke depan," ujar Cosmas kepada iNews. Jumat (25/7/2025).

Menurut Cosmas, dalam beberapa hal, memang ada kebutuhan teknis atau kebijakan tertentu yang membuat kegiatan dilaksanakan di luar daerah, misalnya karena ketersediaan fasilitas tempat atau narasumber nasional. Namun pihaknya juga menyadari, bahwa dampak ekonomi lokal dan semangat membangun Sragen dari dalam juga sangat penting.

"Ke depan, kami akan berupaya lebih optimal memanfaatkan fasilitas yang ada di Sragen, seperti aula pertemuan, ruang kreatif, hotel lokal, bahkan sentra IKM sebagai tempat pelaksanaan kegiatan," katanya.

Ia pun berharap, dengan begitu, kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya meningkatkan kapasitas aparatur atau pelaku usaha, tapi juga ikut menggerakkan ekonomi lokal baik dari sektor transportasi, konsumsi, maupun jasa akomodasi.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network