Siswa SMPN 3 Gemolong, korban keracunan MBG.Foto:iNews/Joko P
Menu yang Diperiksa
Sampel yang dikirim ke laboratorium meliputi nasi kuning, telur dadar suwir, orek tempe kering, timun, selada, dan susu kotak menu yang disajikan pada Senin (11/8/2025). Hasil uji laboratorium menjadi kunci penentuan apakah penyebab keracunan berasal dari bahan baku, penyajian, atau proses distribusi.
Bupati menegaskan bahwa program MBG di Sragen memiliki petugas pengawas untuk memastikan kualitas makanan sesuai standar. “Kami ingin tahu mengapa, meski ada pengawas, kasus seperti ini masih terjadi,” tegasnya.
Dinkes Sragen memastikan tidak ada korban yang harus dirawat inap. Mayoritas siswa sudah membaik setelah mendapat obat. Namun, bagi siswa yang masih bergejala, pihak sekolah memberikan izin libur untuk pemulihan.
“Semua kasus harus dilihat secara spesifik. Tidak boleh langsung menyimpulkan. Di penyedia MBG mana pun, standar higienis dan keamanan siswa harus jadi prioritas,” pungkas Bupati.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait