SRAGEN, iNewsSragen.id — Teknologi Internet of Things (IoT) mulai memberikan dampak nyata bagi sektor pertanian di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari hasil uji coba Smart Precision Agriculture (Pertanian Presisi Cerdas) yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Program yang memanfaatkan teknologi monitoring tanah berbasis sensor ini berhasil meningkatkan produktivitas serta menghemat penggunaan pupuk dan tenaga kerja petani.
Uji coba IoT diterapkan sejak Mei 2025, melibatkan 16 kelompok tani jagung/padi di Kecamatan Sidoharjo dan 16 kelompok tani melon di Kecamatan Tanon, dengan total 190 petani.
Teknologi yang digunakan adalah Jinawi, sistem berbasis IoT yang mampu mengukur unsur hara tanah (N, P, K), pH, kelembapan, dan suhu tanah secara real-time. Data yang diperoleh membantu petani menentukan waktu pemupukan dan penyiraman yang tepat sehingga penggunaan pupuk menjadi lebih efisien dan tanaman lebih sehat.
“Komdigi sejak bulan Mei lalu sudah melakukan percobaan dengan lahan yang ada di Kabupaten Sragen,” ujar Menteri Komdigi Meutya Hafid saat menghadiri kegiatan Panen Digital di Sidoharjo, Sragen, Rabu (5/10/2025).
Hasil Uji Coba: Panen Meningkat, Pengeluaran Menurun
Dari pemantauan hingga Oktober 2025, IoT mencatatkan hasil sangat memuaskan.
Pada tanaman melon:
Hasil panen meningkat 26%
Pendapatan petani naik 44%
Penghematan tenaga kerja mencapai 45%
Penghematan air sekitar 15%
Tingkat kemanisan buah meningkat dari 14 menjadi 15 Brix
Pada padi:
Penggunaan pupuk berkurang lebih dari 50%
Mampu mengurangi risiko pencemaran tanah akibat residu pupuk
“Selain lebih produktif, untuk lingkungan juga lebih baik dan yang paling utama adalah pengurangan kebutuhan pupuk,” jelas Meutya.
Uji coba akan berlangsung hingga Desember 2025, dan secara bertahap akan diserahkan ke Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai pelaksana program lanjutan.
“Ada MoU antara Kemenkominfo dengan Kementerian Pertanian agar program ini bisa diteruskan dan dimanfaatkan petani secara luas,” tambah Meutya.
Dukungan Pemda dan Testimoni Petani
Bupati Sragen Sigit Pamungkas menyambut positif penerapan IoT ini, terlebih ketika hasil data dan panen menunjukkan tren peningkatan.
“Data yang disampaikan para petani bagus dan ini meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Salah satu petani padi di Sidoharjo, Tri Widodo, merasakan dampak langsung penggunaan IoT. Pemakaian pupuk yang biasanya mencapai 1 ton 50 kg, kini cukup 650 kg per hektare, atau irit sekitar 30%.
“Sejauh ini tidak ada kendala. Tanahnya bagus, padinya subur, batangnya kuat dan tidak mudah roboh,” ungkap Tri.
Program ini tidak hanya mengubah cara petani bekerja, tetapi juga membawa harapan baru bahwa pertanian bisa menjadi lebih modern, efisien, dan tetap ramah lingkungan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
