SRAGEN, iNewsSragen.id - Polemik saluran irigasi antara Desa Jono dan Desa Gawan memanas. Puluhan hektare sawah di Desa Jono mengalami gagal tanam hingga tiga kali karena tergenang air selama berminggu-minggu. Masalah ini dipicu oleh tertutupnya saluran irigasi di perbatasan Jono–Gawan, sehingga air tidak bisa mengalir ke Bengawan Solo.
Petani Desa Jono mendesak saluran menuju Gawan segera dibuka. Jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka mengancam akan menutup saluran air dari barat yang mengalir dari Ketro, Karangwaru, dan Slogo menuju Jono.
“Intinya warga petani Jono meminta saluran perbatasan dibuka. Kalau tidak, kami akan menutup saluran arah barat,” ujar Sukardi, perwakilan petani Jono, Senin (24/11).
Penutupan jalur air di Gawan membuat lahan Gawan lebih subur, namun berdampak buruk bagi Jono. Air kiriman justru “mbalik” dan menggenangi lahan hingga gagal tanam berulang.
Hingga kini, petani Jono belum menutup saluran barat, namun mereka memperingatkan dampak serius jika itu dilakukan. “Karangwaru bisa ikut tergenang kalau kami tutup,” tambah Sukardi.
Bupati Sragen dijadwalkan meninjau lokasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk mencari solusi konkret.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
