NGAWI, iNewsSragen.id - Petugas Pemadam Kebakaran ( Damkar ) Kabupaten Ngawi mendapati temuan hidran dan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) Pasar Beran Ngawi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, saat melakukan inspeksi di pasar terbesar kedua tersebut,
Tiga hidran yang diperuntukan sebagai suplai air bila terjadi kebakaran ini, ternyata tidak memiliki koneksi ke sumber air dari manapun alias sekedar pajangan.
"Setelah kita cek, ternyata tiga hidran di pasar ini tidak terkoneksi ke sumber air manapun alias hanya kamulflase atau pajangan saja," ungkap Kasi pencegahan, inspeksi kebakaran dan pemberdayaan masyarakat Damkar Pemkab Ngawi, Budi Kuncoro.
Selain itu, Budi juga mengungkap jika pasar seluas 3800 m2 ini hanya memliki 3 buah APAR satuan 6 kg itupun hanya satu yang berisi dan tanpa tanggal kadaluarsa, sedangkan dua lainya tidak bisa digunakan.
"APAR pun hanya satu dari tiga yang dimiliki itupun tanpa waktu kadaluarsa serta letaknya yang sulit terjangkau, sebenarnya yang ada itu sudah mencukupi, namun semuanya macet dimungkinkan tiadanya perawatan," terang Budi sembari mencuplik ketenruan Perda Ngawi nomer 1 tahun 2019, jika setiap 1000m2 minimal harus ada satu unit hidran dan setiap 15 - 20 m2 harus ada APAR 6 kg.
"Tujuan dari inspeksi ini sebenarnya untuk membantu berbagai pihak dalam persiapan menghadapi ancaman kebakaran, dan sekarang mulai kita galakan lagi sembari menginventarisir temuan yang ada, agar bisa digunakan sebagai bahan evaluasi," pungkas Budi yang menduga akan banyak temuan ketidak layakan fasilitas damkar di tempat lain.
Tentang temuan hidran pajangan ini, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Tenaga Kerja ( DPPTK ) Ngawi, Kusumawati Nilam Sulandrianingrum, mengaku terkejut dan tidak menduga jika hidran yang ada di Pasar Beran selama ini ternyata tidak terkoneksi dengan sumber air. Ia hanya memperkirakan keberadaan hidran tersebut sejak Pasar Beran dibangun tahun 2006 / 2007, namun tidak memiliki dokumen pengadaan dan perawatanya.
"Kami tidak menduganya karena hidran tersebut sudah ada sejak pembangunan pasar Beran tahun 2006 / 2007, namun kemungkinan karena saat itu terjadi bencana bajir di Ngawi, keberadaan fungsinya tidak terpantau," kata Nilam menangapi temuan ini.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
