Melalui peristiwa ini, Latief Hendraningrat bisa dibilang sebagai pelopor paskibraka Tanah Air. Saat masih tergabung di pasukan Jepang, Latief menjadi salah satu orang yang dipercaya di Pusat Latihan Pemuda atau Seinen Kun Reshu pada masa penjajahan Jepang yang berubah nama menjadi Pembela Tanah Air (PETA). Namun, ia akhirnya keluar dan memilih bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Setelah bergabung dengan TNI pada masa penyerahan kedaulatan, Latief Hendraningrat pada 1952 ditunjuk sebagai Atar Republik Indonesia untuk Filipina. Tetapi, akhirnya ia dipindahtugaskan ke Washington DC sampai 1956.
Kembali ke Indonesia, Latief Hendraningrat dipercaya sebagai pemimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat yang sekarang dikenal sebagai Seskoad. Di dunia pendidikan tinggi, beliau juga pernah menjadi rektor IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), tepatnya pada 1965.Kemudian di 1967, Latief Hendraningrat pensiun dari TNI dengan pangkat terakhir brigjen. Usai pensiun, beliau tetap berkarya untuk Yayasan Pergurauan Rakyat dan Organisasi Indonesia Muda.
Editor : Joko Piroso