Ia menyampaikan, aksi main Hakim sendiri yang dilakukan belasan santri merupakan akibat dari tindakan pencurian yang diduga dilakukan oleh korban, AH (16), santri asal Kabupaten Bogor. Menurutnya, perbuatan tersebut dilakukan pada 30 Juli 2022 dini hari, sekira pukul 02.30 WIB.
Para santri masih muda sehingga mungkin kesal dan emosi. Namun sebagai pengawas kami memiliki keterbatasan, namanya manusia, ucapnya.
Luthfi juga menjelaskan bahwa tindakan pencurian yang diduga dilakukan oleh korban sebelumnya bukan hanya sekali, melainkan beberapa kali. Selain HP, korban AH, disebut-sebut juga mencuri jam tangan milik santri lain di asramanya.
Barang buktinya ada, saksinya ada. Tapi korban tetep bersikeras tidak mencuri, hingga pada akhirnya semua ke-16 santri kami tersulut emosinya," katanya.
Pihak pesantren, telah berupaya untuk fokus merukunkan kembali para santri itu dengan korban. Terkait surat yang dilayangkan kepada pihak orang tua korban, Luthfi Lukman Hakim menjelaskan bahwa itu merupakan undangan bagi orang tua AH, karena korban menjadi jarang masuk sekolah.
"Kami ingin tahu perkembangan kesehatannya seperti apa, kami sama sekali tidak memiliki maksud apapun kepada korban atau keluarganya. Korban tetaplah anak didik kami, begitu juga dengan 16 santri yang melakukan penganiayaan terhadapnya, juga anak didik kami," paparnya.
Mengenai gendang telinga bagian kiri korban yang pecah, Luthfi menjelaskan bahwa menurut ahli medis akan kembali normal dalam waktu tiga hingga empat bulan. "Soal yang air comberan itu, itu hoax. Lebih baik jangan disebarluaskan, katanya.
Editor : Joko Piroso