get app
inews
Aa Text
Read Next : Polres Sragen Dukung Ketahanan Pangan Nasional melalui Pekarangan Pangan Lestari (P2L)

Puluhan Petani Tolak Pendirian Pabrik, Pemilik Lahan Diteror Orang tak Dikenal

Selasa, 13 September 2022 | 21:03 WIB
header img
Puluhan petani Warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, tolak pendirian pabrik sepatu dilokasi persawahannya. Foto: iNewsSragen.id/Joko Piroso

SRAGEN, iNewsSragen.id – Puluhan petani Warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, tolak pendirian pabrik sepatu dilokasi persawahannya. Penolakan para petani tersebut dengan membentangkan berbagai tulisan di pinggir sawah, Selasa (13/09/2022) siang.

Para petani menolak menjual tanah sawahnya untuk pendirian pabrik sepatu. Puluhan petani ini juga protes, selama penolakan menjual lahan sawah mereka juga terus mendapat teror dari orang yang tak dikenal.

Meski mendapat teror dan ancaman warga bersikukuh dan menolak melepas tanah mereka, karena menggantungkan hidup dari bertani.

Anehnya , petani yang menolak keras rencana berdirinya pabrik terbesar di Sragen tersebut malah mendapat teror.

Salah satu petani warga RT 24 Desa bonagung, lamiyo (50) mengatakan, Teror dan intimidasi tersebut diduga dilakukan oleh orang suruhan pabrik yang bakal membeli lahan sawah untuk didirikan pabrik.

”Petani menolak dan melepaskan tanah untuk berdirinya pabrik. Ada orang yang dari luar dan tidak dikenal itu datang tidak hanya satu, dua kali saja, namun juga satu per satu didatangi dari rumah ke rumah. Itu kan jelas sudah pemaksaan bagi saya. Apalagi dengan mengucapkan bahwa akan segara ditutup dengan pagar,” ujarnya.

Lamiyo, menolak penawaran itu demi menjaga tanah peningalan orang tua. Selain itu lahan tersebut bakal bermanfaat untuk anak cucunya kelak. Dirinya hanya mengandalkan lahan tersebut untuk mata pencaharian.

”Ini juga untuk pencarian makan sehari hari saya dan anak- anak saya nanti, berapapun saya tidak akan jual mas,” katanya.

Sekertaris Forum Komunikasi Petani Bersatu, Thoni Sujarwanto menyampaikan bahwa, dua tahun lalu sudah sempat ada pembebasan, dan saat itu juga ramai diberitakan dibeberapa media, tentang kabar penolakan pendirian pabrik.

Karena penolakan itu, para petani sekarang banyak mendapat tekanan dan intimidasi.

“Kini rencana pembangunan pabrik kembali muncul dengan dalih investor dari perusahaan lain setelah beberapa tahun silam. Namun ternyata masih dengan perusahaan yang sama,” ujarnya.

Dengan banyaknya teror itu, puluhan petani sebenarnya sudah melayangkan surat perlindungan hukum kepada kepolisian Polsek Tanon guna mengantisipasi hal yang tak di inginkan.

“Dari surat keterangan yang dilayangkan petani ke media. Petani pernah mendapat surat dari perusahaan yang salah satu poinya adalah akan memperkarakan surat yang disampaikan petani karena mencemarkan nama baik perusahaan,” jelas Thoni.

Sementara itu Kepala Desa Benagung, Suwarno menyampaikan, bahwa menjual ataupun tidak menjadi hak kewenangan para petani.

“Meski dahulu ada rencana pembangunan pabrik sepatu yang bisa dikatakan tidak sukses. Setelah itu ada orang yang mendatangi saya dan saya ceritakan historisnya. Maka akhirnya, pihak perusahaan yang baru ini meminta izin untuk mendekati warga secara kekeluargaan datang rumah ke rumah,” ujarnya.

 

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut