MALANG, iNewsSragen.id - Korban yang tewas di Stadion Kanjuruhan Malang, diduga terjadi karena saling berdesak-desakan mencari pintu keluar stadion.
Puluhan ribu suporter itu panik usai kerucuhan pecah di dalam stadion hingga polisi menembakkan gas air mata. Selanjutnya mereka lari dan saling berdesakan di pintu stadion untuk keluar.
Dalam tragedi Kerusuhan tersebut, kepolisian menkonfirmasi bahwa, sebanyak 127 orang tewas dalam kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan. Oleh karena itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," ucap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat berada di Mapolres Malang, pada Minggu dini hari (2/10/2022).
Nico menyebutkan, saat mencoba dialihkan dengan himbauan dengan cara persuasif. Tapi cara itu tak berhasil, massa kian beringas menyerang dan merusak mobil kepolisian.
"Upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah merusak mobil (polisi) dan akhirnya gas air mata disemprotkan," tuturnya kembali.
Dari sanalah akhirnya dari ribuan Aremania yang masih berada di tribun panik dan mencari pintu keluar. Puncaknya ketika mereka berebut untuk menuju pintu 10 dan 12 sehingga terjadi penumpukan dan terjadi tragedi ratusan orang meninggal dunia tersebut.
"Dari 40.000 penonton yang hadir, kurang lebih tidak semuanya anarkis tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap mereka yang di atas," kata dia.
Akibatnya ada 127 orang tewas, 34 di antaranya meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan sebelum sempat dievakuasi ke rumah sakit. Sedangkan 94 orang lainnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Saat ini total ada 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit mulai dari RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan. Tadi beliau (Bupati Malang) melakukan pengecekan langsung oleh kami, dan terkait dengan upaya-upaya penyembuhan pada yang sedang dirawat," tutupnya.
Editor : Joko Piroso