get app
inews
Aa Text
Read Next : Waduh! 9,9 Juta Gen Z bakal Nganggur Tahun Depan, Ini Alasannya

Terungkap Kronologi Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang Menelan 132 Korban Meninggal

Rabu, 12 Oktober 2022 | 21:38 WIB
header img
Foto: MPI

"Itu kita nilai bahwa 14 sampai 20 menit pasca peluit ditiupkan itu suasananya terkendali. Memang ada suporter yang masuk ke lapangan, tetapi itu untuk memberikan semangat," tutur Anam, Rabu (12/10/2022). 

Anam berkata, tindakan tersebut sudah menjadi tradisi Aremania. Apalagi, terdapat pemain Arema yang asli Malang

"Teman-teman Arema itu datang menghampiri pemain, memeluk pemain, saling menangis, terutama pemain asli Malang yang besar dan lahir di Malang, besar di pembinaan klub Arema sampai masuk di Arema, itu pada menangis terus dipeluk dikasih semangat. Itu terkonfirmasi kami dapatkan informasinya demikian," ucapnya. 

Hanya saja, aparat keamanan menembakan gas air mata ke arah suporter. Dari temuan awal investigasi Komnas HAM, tembakan gas air mata pertama kali meletup di tribun selatan pada pukul 22.08.59 WIB.

Penembakan gas air mata itu membuat penonton berhamburan keluar stadion. Namun, pintu tribun tak muat untuk dijadikan akses keluar para suporter yang tengah panik. 

"Kondisi pintu tribun terbuka, meski yang dibuka itu pintu kecil termasuk pintu tribun 10, 11, 12, 13, 14," terang Anam. 

Dari ukuran pintu sleding door dengan luas sekitar 2,7 meter, yang terbuka hanya selaus 150 cm dengan tinggi 180 cm.

"Ini (pintu yang dibuka) 75 cm, karena ada dua pintu yang dibuka, berarti 150 terus ada tiang tengah ini ada yang macet juga di sini 180 itu tinggingnya itu yang dibuka ke luar," lanjut Anam. 

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut