JAKARTA, iNewsSragen.id - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga luas lautan yang lebih besar dari pada daratan. Kondisi perairan yang sangat luas ini, menjadikan Indonesia sebagai potensi sumberdaya hayati yang cukup besar, salah satunya adalah potensi perikanan dan kelautan.
Tak ayal lagi di mata dunia, bahwa Indonesia adalah surganya wisata alam bawah laut bagi para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Adapun wilayah yang sering dikunjungi adalah Bunaken, Raja Ampat, dan lain sebagainya. Karena di dalamnya terdiri dari berbagai jenis ikan dan keindahan terumbu karang yang menghiasi panorama bawah lautnya. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Laut adalah habitat bagi ikan-ikan serta binatang laut lainnya, termasuk terumbu karang. Terumbu karang adalah media bagi ikan laut dan tempat tumbuhnya rumput laut.
Rumput laut adalah salah satu tumbuhan yang memiliki manfaat bagi manusia, selain itu laut juga sebagai pengatur suhu di bumi.
Suatu unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu air. Dengan air, kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai keinginan kita dan mengkonsumsinya agar tetap dapat hidup. Bahkan bukan hanya manusia saja yang membutuhkan air, tetapi makhluk hidup lainnya pun sangat membutuhkan air.
Bisa dilihat dalam peta dunia bahwa sebagian besar bumi, bahkan dalam persentasenya hampir di kelilingi oleh air, sehingga bisa dikatakan bahwa air merupakan denyut nadi untuk kelangsungan kehidupan manusia.
Dalam hal ini, Pengacara cantik Nadya Bella, SE., SH turut merasa tergugah dan mengajak masyarakat untuk peduli lestarikan laut Indonesia.
"Namun saat ini ekosistem laut sudah mulai terancam di dunia, khususnya di Indonesia sendiri. Hal ini tanpa disadari merusak banyak hal, salah satunya adalah pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena ekosistem bawah laut yang kondisinya berangsur-angsur memburuk," ungkap Nadya Bella di sela-sela liburannya di Pantai Putri Duyung, Ancol, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Nadya Bella saat menikmati liburannya di pantai. (Foto: iNews/Sugiyanto)
Pengacara cantik penggemar olahraga laut ini menuturkan, bahwa laut harus diperhatikan mengingat ada beberapa hal yang mengancam kelestariannya.
"Perlu kita sadari, lingkungan laut harus kita perhatikan agar setiap ekosistem makhluk di dalamnya tidak terancam bahaya, sehingga tidak ada lagi yang dirugikan. Dalam hal ini, perlunya kesadaran diri untuk peduli terhadap lingkungan laut karena banyak orang yang secara berlebihan mengeksploitasi hasil laut seperti memburu ikan ikan secara berlebihan sampai ikan-ikan tersebut terancam punah, mengambil terumbu karang untuk sebuah bangunan, pengeboman untuk mencari ikan, sehingga merusak ekosistem yang ada di laut tanpa memikirkan dampaknya dalam jangka panjang," ujar Bella.
"Jumlah penduduk yang tumbuh pesat, begitu juga tingkat kebutuhan manusia semakin meningkat. Makin hari kebutuhan manusia terhadap air semakin berlipat. Karena itu, kita haruslah menghemat dan menjaga kualitas air," lanjutnya.
Dalam keterangannya, Nadya Bella yang juga seorang aktivis Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) ini menjelaskan, masyarakat mempunyai peran penting untuk menjaga lingkungan laut. "Disini pentingnya peranan dan partisipasi dari seluruh komponen masyarakat dalam menjaga lingkungan laut, serta melestarikan ekosistemnya".
Lebih lanjut, perempuan seksi yang tengah menggeluti dunia Disc Jokey (DJ) ini menerangkan, "Dengan melestarikan ekosistem laut, berarti kita telah melestarikan setengah dari ekosistem di bumi. Karena laut mewakili separuh dari seluruh daerah yang ada di bumi".
"Perlunya kita menjaga lingkungan laut agar binatang-binatang yang hidup di dalamnya tidak punah begitu saja. Karena bagaimana pun juga, manusia mendapatkan sumber makanannya dari laut seperti ikan-ikan laut," ungkapnya lagi
"Juga untuk mewarisi anak cucu kita agar dapat menikmati keindahan ekosistem yang ada di laut, juga agar mereka dapat memanfaatkan laut beserta ikan-ikan yang ada di dalamnya," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso