JAKARTA, iNewsSragen.id - Kisah sukses pendiri kosmetik Wardah yang kini miliki lebih dari 10 ribu karyawan. Bahkan, pendiri Wardah, Nurhayati Subakat ini pernah hanya digaji Rp20.000 per bulan saat menjadi apoteker.
Founder dan Komisaris Utama dari PT Paragon Technology and Innovation ini memang telah mengeluarkan beberapa merek kosmetik populer. Salah satunya adalah Wardah.
Wardah kini menjadi perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia. Dari tangan wanita kelahiran Padang Panjang 27 Juli 1950 ini juga, Wardah juga menjadi pionir merek kosmetik halal di Tanah Air.
Di balik kesuksesannya ini, dia mengakui jika tak mudah untuk merintis dan membesarkan perusahaannya. Jalan berliku yang telah dilalui Nurhayati.
Lulusan farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pun mengaku pernah menjadi apoteker honorer yang hanya digaji sebesar Rp20 ribu per bulan.
Tidak puas dengan pendapatannya saat itu, Nurhayati pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan mencari pekerjaan dengan upah yang lebih layak.
Ketika itu ia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan kosmetik terkenal yang berada di wilayah Bogor. Kariernya terbilang cemerlang saat berada di perusahaan tersebut. Nurhayati pun diminta untuk bekerja penuh waktu.
Namun, kondisi tersebut membuatnya dilema. Bukan tanpa alasan, saat itu Nurhayati merupakan seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak dan bertempat tinggal di Jakarta. Hingga pada akhirnya, Nurhayati memilih resign dari tempatnya bekerja di wilayah Bogor.
Berbekal pengalaman dan pengetahuannya menjadi apoteker dan saat bekerja, dia pun mulai mendirikan usaha kosmetik. Produk pertama yang ia buat adalah shampoo bermerek Puteri. Usaha tersebut ia jalankan sendiri di rumahnya dengan dibantu oleh satu karyawan yaitu pembantunya sendiri.
Nurhayati Subakti lantas memperkenalkan produk shampoonya tersebut ke salon-salon yang berada di wilayah Jakarta. Tak disangka, ternyata produk yang ia buat tersebut dapat diterima di masyarakat hingga ia bisa membangun sebuah pabrik.
Lima tahun bisnisnya berjalan, musibah menerpa. Pabrik kosmetik miliknya hangus terbakar. Meski sempat terpikir untuk menutup perusahaannya, namun Nurhayati mencoba untuk kembali bangkit.
Pada 1995, Nurhayati lantas membuat produk kosmetik dengan menyasar pasar muslimah. Dengan demikian, lahirlah produk berlabel Wardah.
Saking banyaknya permintaan pasar, perusahaan Nurhayati kembali meluncurkan brand Make Over dan Emina pada tahun 2010 dan 2014.
Orang terkaya berdarah Minang Nurhayati Subakat. Foto: Sindonews
Kesuksesannya saat ini sempat membawa Nurhayati Subakat masuk dalam daftar 25 pebisnis yang memiliki dampak besar dalam dunia bisnis Asia versi Majalah Forbes. Hingga kini, lebih dari 10 ribu karyawan telah bekerja di perusahaan milik Nurhayati.
Berkat perjuangan dan kerja keras yang i rintis sejak awal, Nurhayati Subakat juga pernah terpilih menjadi salah satu CEO (Chief Executive Officer) terbaik di Indonesia.
Demikianlah ulasan terkait kisah sukses Nurhayati Subakat, pendiri Wardah yang pernah menjadi apoteker dengan gaji Rp20.000 per bulan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Editor : Joko Piroso