Informasi dilapangan, masalah semakin besar ketika korban Topik justru menyebarkan berita bohong ke media sosial (Medsos) yang diikuti anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Seolah-olah mereka ditabrak, dikeroyok dan dibacok sejumlah orang dalam mobil tersebut.
Sehingga kabar tersebut membuat situasi di kabupaten Sragen tidak kondusif. Lantaran ada kabar para warga PSHT dari Karanganyar, Ngawi dan daerah sekitar lainnya berencana menggeruduk Sragen.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan pada tubuh jenazah dan korban yang mengalami luka, tidak ada tanda-tanda pengeroyokan tersebut. Selain itu Topik justru terbukti mendapat pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.
Melihat situasi tersebut, Jajaran polres Sragen segera mengambil tindakan untuk berkoordinasi dengan ketua PSHT. Baik PSHT Cabang Sragen, Pusat Madiun maupun PSHT P16. Kemudian dilakukan klarifikasi dan pengakuan dari korban tabrak lari agar situasi Sragen kembali kondusif.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan, ada kecelakaan lalu lintas dengan dua orang korban, lantas salah satunya meninggal dunia. Namun dia memastikan tidak ada pengeroyokan pada kedua korban tersebut. ”Terjadi informasi hoax yang disampaikan Topik. Ketika ditabrak mobil avanza, katanya keluar beberapa orang dan melakukan penganiayaan,” katanya.
Setelah laporan masuk, pihaknya segera menerjunkan tim. Namun hasil visum dokter, luka yang dialami bukan akibat tindak kekerasan maupun sayatan senjata tajam. Kemudian dari korban, banyak keterangan simpang siur. ”Korban Topik ini kita tes, positif menggunakan pil koplo, jenisnya Trihex dan malamnya mengonsumsi miras,” ujar kapolres.
Editor : Joko Piroso