SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Satu lagi jejak sejarah perkembangan Islam di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Masjid Darussalam di Dusun Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo.
Masjid itu dipercaya menjadi saksi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda, yang dibuktikan dengan adanya sebuah sumur yang ditutupi oleh kaca bertuliskan “Sumur Kyai Pleret”.
“Kyai Pleret itu sebenarnya nama dapur tombak. Jadi untuk melegitimasi raja. Di Jawa itu salah satunya harus ada tombak Kiai Pleret. Nah yang melambangkan itu kekuasaan. Sumur Kyai Pleret itu istilahnya kalau Jawa nunggak semi, menirulah nama tombak itu,” kata tokoh masyarakat Kedunggudel, Sehono, seperti dikutip dari Diskominfo Jateng pada, Minggu (26/3/2023)
Menurut dia, sumur itu digunakan untuk menyimpan harta perang dari Paku Buwana VI (PB VI) ke Pangeran Diponegoro. PB VI merupakan susuhunan Surakarta.
“Jadi wilayah perang Pangeran Diponegoro kan luas sekali. Itu hampir separuh Jawa lebih. Itu Pangeran Diponegoro mendapat dukungan dari Kasunanan Surakarta pada masa PB VI itu,” tambahnya.
Editor : Joko Piroso