Sumur Kyai Pleret Masjid Darussalam, Kedunggudel, konon tempat menyimpan harta PB VI yang akan diberikan kepada Pangeran Diponegoro.Foto:Diskominfo Jateng
Sehono menuturkan, dari referensi yang diketahuinya, masjid ini dibangun oleh ulama yaitu Kiai Lombok. Makam sang pendiri masjid berada di belakang masjid. Kiai Lombok merupakan santri dari Wali Songo yang berasal dari Pulau Lombok. Masjid ini dibangun pada, Ahad Pon bertepatan 20 Agustus 1837.
Konon, masjid ini pula pernah dihujani bom jenis kanon sebanyak 21 kanon. Namun tak satupun yang berhasil meledak. Tujuan Belanda ketika itu, untuk membumihanguskan Kedunggudel.
“Mbah-mbahku mbiyen critane kanon kui sak jantung pisang (Nenek moyangku dulu cerita kanon itu ukurannya sama seperti jantung pisang). Itu kalau 21 kali enggak ada yang meletus, itu kebeneran atau kebeneran itu,” jelasnya.
Dusun Kedunggudel sendiri, secara geografis dekat dengan Bengawan Solo. Kemungkinan besar, kata Sehono, Kedunggudel sudah ada sejak sebelum agama Islam masuk. Dia pernah menemukan batu bata merah ukuran besar dari dalam tanah.
“Jejak sejarah yang ada di sini, saya menemukan batu bata merah itu, berarti menandakan bahwa kampung dan peradaban di sini mungkin sudah ada sejak zaman Majapahit,” pungkas Sehono.
Editor : Joko Piroso