"Dengan penekanan yang desain OBE, kompetensi holistik dan talenta inovasi otomatis bobotnya, porsinya, 65% sampai 70%. Ini upaya kami dalam menaikkan kompetensi holistik supaya mahasiswa memiliki untuk hidup, kehidupan dan penghidupan serta kompetensi holistik, yang ditutup dengan kompetensi berkehidupan bermasyarakat," tegasnya.
Terpisah, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa kebijakan penghapusan skripsi itu sebenarnya bukan hal baru. Artinya, skripsi tidak lagi menjadi kewajiban.
“Menulis skripsi, tesis, maupun disertasi tidak lagi menjadi kewajiban, sebetulnya tidak terlalu baru. Di banyak negeri seperti Malaysia, Turki, Australia dan negara lain sudah tidak menempatkan skripsi sebagai bagian dari tugas yang harus dilakukan mahasiswa sebagai prasyarat kelulusan,” paparnya.
Menurutnya, perihal skripsi di banyak negara sudah tidak menjadi syarat mutlak. Sehingga mahasiswa tidak perlu menulis skripsi, tetapi membuat kertas kerja atau produk ilmiah dalam bentuk lain yang bobotnya sama dengan skripsi.
Editor : Joko Piroso