SEMARANG, iNewsSragen.id - Psikologi warna merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara warna dengan psikologi manusia, memberikan wawasan tentang pengaruh warna terhadap tingkah laku, suasana hati, pemikiran, serta konsentrasi tiap inidivu.
Warna tidak hanya dijadikan sebagai elemen visual dalam kehidupan sehari-hari, melainkan juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi respons emosional dan kognitif seseorang.
Khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), pemahaman tentang psikologi warna menjadi sangat relevan dalam konteks pendidikan. Sebagai calon pendidik, mahasiswa PGSD penting untuk memahami bahwa pendidikan bukan hanya tentang menyampaikan materi pelajaran.
Lebih dari itu, pendidikan mencakup pemahaman terhadap kebutuhan emosional dan perkembangan anak-anak. Pada tingkatan sekolah dasar merupakan fase perkembangan yang memerlukan kemampuan guru unruk merespons dan memahami kebutuhan emosional mereka khususnya dalam pembelajaran.
Misalnya, warna merah dapat digunakan untuk mengekspresikan gairah dan kegembiraan, tetapi juga untuk menggambarkan kekerasan atau amarah dalam karya seni anak. Sementara warna biru dapat menciptakan suasana tenang dan kepercayaan, yang mungkin terlihat dalam gambar-gambar yang menenangkan atau representasi situasi profesional.
Warna-warna seperti jingga dan kuning dapat memberikan nuansa semangat, optimisme, dan kebahagiaan dalam karya seni anak. Warna hijau, dengan kesan santai dan menyeimbangkan emosi, dapat digunakan untuk menciptakan gambar yang menggambarkan ketenangan.
Sedangkan warna hitam, dengan kesan suram dan elegan, mungkin digunakan dalam konteks yang lebih serius atau dramatis.
Warna putih dan coklat juga memiliki peran penting. Putih menciptakan kesan kebebasan dan bersih, meskipun perlu diperhatikan efek sakit kepala dan mata lelah. Sementara coklat menciptakan suasana hangat, nyaman, dan aman, yang mungkin terlihat dalam karya seni yang ingin menggambarkan keamanan atau kenyamanan.
Editor : Sugiyanto