SRAGEN, iNewsSragen.id - Karnaval budaya yang diadakan di kawasan Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (4/11/2023), merupakan sebuah acara yang menampilkan kearifan lokal dan potensi desa. Ratusan warga dari belasan desa di daerah tersebut berpartisipasi dalam karnaval ini. Acara tersebut berlangsung selama tiga jam, dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB.
Dalam karnaval ini, setiap desa memamerkan kesenian dan kostum tradisional yang unik, yang menjadi daya tarik bagi penonton. Selain itu, ada beberapa rombongan yang tampil dengan tema suku primitif, lengkap dengan kostum serba hitam dan peralatan manusia purba. Mereka juga menampilkan tingkah laku yang mirip dengan orang yang tinggal di hutan.
Selain itu, ada replika tikus purba berukuran jumbo, gajah besar, dan buaya yang ditampilkan dalam karnaval. Ada juga rombongan yang membawakan kesenian rodat dengan alat musik tradisional yang unik, seperti jedor.
Salah satu peserta dari Desa Wirosari, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, bernama Sukimin Adi Susilo, merasa senang dan bangga bisa berpartisipasi dalam karnaval ini. Ia berharap bahwa acara semacam ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Irini Dewi Wanti, menjelaskan bahwa tujuan dari karnaval ini adalah untuk mengangkat potensi yang dimiliki oleh desa-desa di kawasan Sangiran. Ia berharap acara ini dapat mendorong kreativitas warga dan menguatkan ekosistem kebudayaan di wilayah tersebut. Kebudayaan di sini tidak hanya terbatas pada seni, tetapi juga mencakup berbagai aspek dalam lingkungan masyarakat, seperti kreasi seni dari jerami, bambu, dan lainnya.
Ia juga menekankan bahwa karnaval ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung Museum dan Cagar Budaya (MCB) Sangiran agar dikenal di tingkat nasional dan internasional. Irini berpendapat bahwa ini harus dimulai dari langkah-langkah kecil dan melibatkan partisipasi masyarakat, bukan hanya tanggung jawab pemerintah kabupaten.
Wakil Bupati Sragen, Suroto, menghadiri karnaval budaya bersama dengan sejumlah kepala dinas. Menurutnya, acara karnaval budaya selama dua hari terasa terlalu singkat. Dia juga menganggap bahwa lokasi acara kurang luas. Menurut pandangan Suroto, seharusnya karnaval budaya bisa berlangsung selama satu minggu dan promosinya harus lebih ditingkatkan sehingga tidak hanya dikenal di Sragen, tetapi juga menyebar hingga ke pelosok Sragen dan Karanganyar.
Selain peserta dari Sragen, ada peserta dari daerah lain seperti Blora dan Gunungkidul yang ikut dalam karnaval ini. Suroto juga menyebut adanya hubungan erat antara Sangiran dengan daerah-daerah tersebut, dengan istilah "sedulur banyu," yang berarti keluarga besar di Sangiran. Hal ini menunjukkan bahwa Sangiran memiliki hubungan budaya yang kuat dengan daerah sekitarnya.
Selain sebagai ajang karnaval budaya, acara ini juga menyediakan stand UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk mendukung perekonomian di lingkungan sekitar. Ini adalah upaya positif untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat setempat melalui promosi budaya dan usaha mikro.
Editor : Joko Piroso