GROBOGAN, iNewsSragen.id - Ratusan hektar tanaman jagung yang mendekati masa panen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengalami kerusakan akibat serangan hama ulat dan virus. Kondisi buah dan batang jagung sudah membusuk, mencapai enam puluh persen. Petani hanya bisa pasrah sambil menunggu waktu panen tiba.
Petani di beberapa desa di Kecamatan Toroh dan Geyer merasa frustrasi karena tanaman jagung yang tinggal dua minggu lagi panen sudah rusak akibat serangan hama ulat dan virus.
Enam puluh persen tanaman yang berusia tiga bulan ini tidak bisa dipanen lagi, dan sebagian jagung yang bisa dipanen juga tidak berkualitas baik, dengan batang jagung yang ompang dan tidak terpenuhi biji jagung.
Buah jagung yang sudah tidak bisa dipanen akan digunakan untuk makan ternak, sedangkan yang masih bisa dipanen akan dijual dengan harga jauh di bawah harga eceran tertinggi.
Dargo, seorang petani dari Desa Genengsari, Kecamatan Toroh, Grobogan, mengatakan bahwa ia hanya bisa pasrah melihat kondisi tanaman jagungnya yang sudah dipenuhi hama ulat. Serangan hama ulat ini terjadi sejak musim panas ekstrim berkepanjangan beberapa bulan lalu.
Ratusan petani hutan di Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Grobogan, yang beberapa hari lagi akan memanen jagung, juga mengaku kecewa. Seluruh batang tanaman dan buah jagung mereka membusuk akibat serangan virus yang mematikan batang tanaman lebih dahulu. Meski kecewa, mereka tetap menjual hasil panen meskipun harganya turun hingga lima puluh persen.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto, langsung turun ke lapangan setelah mendapatkan informasi tentang serangan hama ulat dan virus ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa kerusakan hingga menyebabkan pembusukan ini mayoritas akibat serangan virus jamur yang menyebar dari akar tanaman hingga ke batang dan buah jagung.
Ancaman terberat terletak pada serangan virus ini, sementara hama ulat hanya menyebabkan empat puluh persen kerusakan.
Dinas Pertanian Grobogan menganjurkan petani untuk segera melaporkan jika terjadi wabah yang menyerang tanaman, agar bisa memberikan bantuan dan membantu meminimalisir kerusakan yang terjadi. Pencegahan, seperti penyemprotan dan membersihkan sanitasi, dianggap penting untuk mengatasi masalah ini.
Editor : Joko Piroso