GROBOGAN, iNewsSragen.id - Menjelang Hari Raya Idul Adha, jumlah pesanan besek untuk wadah daging kurban di Grobogan terus meningkat secara pesat. Para pengrajin dan pedagang besek mengalami kewalahan dan bahkan sempat menolak sejumlah pesanan, terutama yang dilakukan melalui online.
Beberapa ibu-ibu PKK Desa Depok, Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, terlihat sibuk dalam proses pembuatan besek. Jumlah pesanan yang mereka terima meningkat lebih dari lima puluh persen sejak sebulan lalu.
Jika pada hari biasa mereka hanya mendapatkan pesanan antara lima puluh hingga seratus lima puluh besek, kini mereka harus menyelesaikan sekitar tiga ratus besek setiap hari.
Bahan dasar besek yang berupa bambu harus dipesan terlebih dahulu dari penjual bambu beberapa hari sebelumnya. Banyak pengrajin besek lain yang juga mengantri untuk mendapatkan bahan baku ini.
Dengan keahlian yang mereka miliki, ibu-ibu ini sangat terampil dalam memotong dan mengukur ketebalan bambu yang telah disayat menjadi tipis.
Susanti, seorang pengrajin besek yang telah menekuni usahanya selama beberapa tahun, mengaku kewalahan menerima pesanan karena banyak konsumen yang lebih memilih memesan melalui online atau WhatsApp.
Peningkatan pesanan yang signifikan ini membuat Susanti terpaksa menolak beberapa pesanan karena proses penyelesaian tidak bisa selesai sebelum Lebaran tiba.
Suliyah, seorang pedagang besek yang juga memesan besek dari Susanti, merasakan lonjakan pesanan yang sama. Stok besek di warungnya sering habis dan ia mengalami keterlambatan dalam mengambil stok dari pengrajin.
Harga satu pasang besek, yang terdiri dari tutup dan kotak, dijual seharga dua ribu rupiah dari pengrajin. Sementara itu, pedagang menjual satu ikat tali yang berisikan lima besek seharga dua puluh ribu rupiah.
Permintaan yang tinggi menjelang Hari Raya Idul Adha ini menunjukkan betapa pentingnya besek sebagai wadah tradisional yang masih sangat diminati masyarakat.
Editor : Joko Piroso