Menurutnya, penggunaan antiseptik bagus untuk membunuh bakteri dan kuman tetapi tidak direkomendasikan digunakan saat penanganan luka pada anak. Karena antiseptik sendiri bisa merusak jaringan sekitar luka yang sehat dan sifatnya juga perih yang membuat anak menangis.
Saat melakukan penanganan luka diawal anak sudah trauma karena perih, maka saat diberikan antiseptik dikhawatirkan saat penanganan luka selanjutnya anak menjadi sulit. Sedangkan untuk penggunaan perban atau plester pada luka diperbolehkan saja tetapi jika lukanya kecil tidak perlu menggunakan cukup berikan salep saja.
“Saat berada dirumah jika lukanya tidak terlalu besar dan bukan luka bekas jahitan tidak perlu diberikan perban. Tetapi jika anak menggunakan perban akibat luka dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan perban harus diganti tiap hari sehingga tidak lembab dan tidak basah.
Jika belum sehari kondisi perban lembab ataupun basah harus dibuka, kemudian bersihkan luka, dikeringkan, disalep, dan plester ulang. Yang penting plester atau perbannya membuat nyaman sesuai dengan kondisi luka pada anak.
"Saat membersihkan luka jangan sampai menimbulkan trauma karena proses perawatan dan penyembuhannya masih membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wulan mengatakan penanganan luka pada anak prinsipnya sama, baik luka lecet maupun luka bakar hampir sama yakni disiram dengan air dahulu kemudian kalau ada pendarahan ditekan.
Kalau ada luka tusuk ditekan kemudian dililit dengan kasa steril segera bawa ke rumah sakit. Berbeda dengan luka bakar akibat kena siram air panas, segera siram dengan air dan berikan salep luka bakar.
“Jika luka bakarnya besar daerah muka atau bahkan setengah badan segera bawa ke rumah sakit. Pada saat terjadi luka bakar jangan diberi odol ataupun minyak telon sebaiknya langsung disiram air mengalir. Dan apabila sampai melembung jangan dipecahkan sendiri bawalah ke rumah sakit supaya ada penanganan lebih lanjut,”tuturnya.
Editor : Joko Piroso