Disisi lain, Wulan mengungkapkan rasa gatal dari proses regenerasi kulit sangat wajar terjadi, berarti luka pada kulit tersebut sudah hampir sembuh. Kecuali jika ada warna merah disekitar luka biasanya akibat alergi. Kalau memang lukanya belum sembuh selalu oleskan salep karena jika semakin kering luka akan semakin gatal.
“Salep itu diberikan berfungsi sebagai pelembab supaya gatalnya semakin berkurang, kecuali lukanya sudah selesai hanya tinggal bekas hitam tidak perlu menggunakan salep antibiotik. Selalu periksa kuku anak supaya tidak panjang yang ketika menggaruk luka akan menimbulkan infeksi baru,” sambungnya.
Selanjutnya, apakah dalam masa penyembuhan luka boleh terkena air? Wulan menerangkan jika luka lecet boleh terkena air dengan syarat tidak dalam kondisi diperban atau diplester. Jadi benar-benar luka terbuka, dan saat sudah terkena air lakukan pengobatan dari awal yakni memberikan dibersihkan, diberi salep.
“Saat bepergian baru diperban ataupun diplester tetapi jangan terlalu kencang. Namun, apabila ada luka robek yang kemudian dijahit sebaiknya jangan terkena air terlebih dahulu karena ditakutkan airnya masuk diluka yang akan mengendap pada luka. Jika terlanjur basah segera ganti perban atau plester,”lanjutnya.
Diakhir penjelasannya, Wulan berpesan untuk perawatan luka jangan panik terutama untuk pendarahannya tidak berhenti. Kalau ada luka yang terbuka baik itu luka lecet, luka bakar, luka tusuk langsung ambil air dan siram luka tersebut.
Jika darahnya tidak berhenti segera lilit dengan handuk atau kain yang bersih segera bawa ke rumah sakit. Kalau kondisi luka masih aman cukup oles dengan salep antibiotik dan jika perlu ditutup dengan plester atau perban.
"Yang perlu dipersiapkan di kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) diantaranya air infus (Nacl), kasa steril, salep antibiotik, plester. Prinsipnya jangan dikasih bahan yang macam-macam yang akan membuat luka semakin infeksi," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso