get app
inews
Aa Read Next : Upaya Pemadaman Api di Lahan Hutan KPH Purwodadi, Membutuhkan Waktu 3 Hari Baru Padam

Miris, Tak Miliki Toilet Puluhan Tahun Warga BAB di Tengah Hutan dan Jamban Darurat

Minggu, 14 Juli 2024 | 18:30 WIB
header img
Puluhan tahun warga daerah hutan di Desa Gundih, Grobogan, selalu hidup dalam kondisi yang kurang sehat dan nyaman.Foto:iNews/Rustaman Nusantara

GROBOGAN, iNewsSragen.id - Puluhan tahun warga daerah hutan di Desa Gundih, Grobogan, selalu hidup dalam kondisi yang kurang sehat dan nyaman. Mereka selalu melakukan aktivitas buang air besar sembarangan baik di dalam hutan, sungai maupun jamban darurat  di belakang rumah karena tidak memiliki fasilitas kamar mandi maupun jamban sama sekali.

Ratusan kepala keluarga di Desa Monggot, Kecamatan Geyer, Grobogan, hingga saat ini belum memiliki jamban atau toilet yang layak dan syarat dengan kesehatan. Selama puluhan tahun, mereka selalu beraktivitas buang air besar atau b-a-b di dalam hutan atau sungai terdekat dengan rumah.

Jika musim kemarau berkepanjangan, kondisi sungai akan mengering sehingga warga terpaksa membuat jamban darurat dengan membuat lubang sedalam satu hingga dua meter di belakang rumah yang masih menjadi satu dengan hutan untuk B-A-B.

Selain itu jika hujan deras turun, warga juga tidak bisa pergi ke tengah hutan ataupun sungai sehingga mereka juga memanfaatkan jamban darurat tersebut. Kondisi lingkungan yang tidak sehat selama puluhan tahun ini membuat warga menjadi tidak nyaman dan sering mengalami gangguan polusi udara dan sakit pada pernafasan.

Riswadiyono yang sudah tinggal selama bertahun-tahun bersama keluarga di desa hutan ini, selalu melalui situasi seperti ini dengan ikhlas dan sabar. Untuk keperluan mandi, warga membuat kamar mandi di belakang rumah dengan menggunakan bahan seadanya yakni penutup terpal atau plastik.

Mbah Harjo Marno, yang sudah tinggal di Desa Monggot selama delapan puluh tiga tahun mengaku belum pernah merasakan toilet yang nyaman dan layak untuk digunakan. Selama ini ia selalu lari ke sungai yang lokasinya berada di belakang rumah.

Namun karena sungai sudah mengering dan kondisi kesehatannya yang sudah menurun, ia memilih menggunakan jamban darurat. Mengetahui adanya bantuan pembangunan sanitasi, ia bersama istri mengaku sangat lega dan bisa beraktivitas dengan nyaman.

KPH Gundih membantu pembangunan sanitasi berupa pembuatan jamban dan septictank.Foto:iNews/Rustaman Nusantara

Mengetahui kondisi warga daerah hutan yang sangat memprihatinkan, dan jauh dari kata layak dan sehat, pihak perhutani kesatuan pemangku hutan Gundih, Grobogan, ikut terjun dalam mengentaskan kemiskinan dan peningkatan kesehatan warga dengan memberikan bantuan pembangunan sanitasi berupa pembuatan jamban dan septictank.

Kepala administratur perhutani KPH Gundih, Haris Setiana, mengungkapkan bahwa tujuan pemberian bantuan sanitasi untuk warga miskin adalah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya hidup sehat.

Haris Setiana menambahkan bahwa dengan adanya pelaksanaan program sanitasi yang tepat, maka pola hidup masyarakat miskin akan menjadi lebh baik dan sehat. Mengingat jumlah kepala keluarga yang belum memiliki jamban dan kamar mandi sama sekali mencapai ratusan.

Saat ini baru puluhan kepala keluarga yang dibantu, kondisi mereka kini sangat memprihatinkan dan harus segera untuk segera mendapat bantuan. Namun demikian, program pemberian bantuan sanitasi untuk warga miskin akan kembali dilaksanakan pada bulan dan tahun mendatang.

Warga juga berharap agar pemerintah daerah juga ikut membantu dalam mengenaskan kemiskinan dan menjalankan program hidup sehat di tengah masyarakat miskin.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut