Guru Kelas III, Yadi, menjelaskan bahwa sekolah sudah lama mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Namun, hingga kini, baru satu lokal yang disetujui untuk perbaikan. Sebagai solusi sementara, para siswa telah dipindahkan ke ruang yang tersedia dengan beberapa penyesuaian.
Siswa Kelas I menggunakan ruang Kelas IV yang baru, sedangkan Kelas II dan IV terpaksa menempati area parkir yang disekat untuk KBM, dan Kelas III menggunakan ruang perpustakaan.
Yadi juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah menyampaikan situasi ini kepada wakil rakyat dan diminta untuk membuat proposal.
Meski sebelumnya ada rencana untuk menggunakan bambu sebagai penyangga sementara, hal ini dianggap berisiko karena takut terjatuhnya genting.
Kepala SDN 4 Sambi, Wagiyem, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian ambruknya atap, Disdikbud telah melakukan survei dan pengukuran terhadap bangunan tersebut.
Wagiyem menjelaskan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan parah sebenarnya sudah direncanakan untuk diperbaiki tahun ini, namun sayangnya ambruknya atap terjadi sebelum perbaikan dapat dilakukan.
Situasi ini tentu menambah tantangan bagi sekolah dalam memastikan keberlanjutan proses belajar mengajar dan keamanan siswa. Ke depan, penting untuk segera mengimplementasikan rencana perbaikan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan lain di sekolah untuk mencegah kejadian serupa.
Editor : Joko Piroso