SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Ratusan orang dari berbagai elemen dan organisasi mahasiswa di Sukoharjo dan Solo memperingati September Hitam dengan aksi unjuk rasa menyuarakan tuntutan penuntasan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) di masa lalu di bundaran Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (24/9/2024) petang.
Sempat beredar informasi, aksi unjuk rasa yang diperkirakan akan berlangsung pada pukul 14.00 WIB itu dibatalkan lantaran ada kekhawatiran disweaping oleh aparat keamanan. Namun hal itu terbantahkan, massa dengan berpakaian serba hitam baru berdatangan dilokasi sekira pukul 16.30 WIB.
Tak hanya itu, sebelumnya sejak siang hari disekitar lokasi juga banyak terpasang spanduk mengatasnamakan warga Kartasura yang menyatakan menolak kegiatan unjuk rasa itu.
"Kami warga Kartasura menolak unjuk rasa dalam bentuk apapun," begitu bunyi penggalan kalimat yang tertulis. Hanya saja dalam spanduk itu tidak tertulis kelompok masyarakat Kartasura mana yang menyatakan menolak unjuk rasa itu.
Pantauan dilapangan, ratusan aparat kepolisian yang disiagakan oleh Polres Sukoharjo sejak siang, langsung bergerak membentuk pagar barikade mengamankan peserta unjuk rasa saat melakukan orasi dan aksi teatrikal membakar keranda di jalan raya seputar tugu Kartasura.
Satu persatu perwakilan peserta unjuk rasa berorasi diatas mobil bak terbuka yang dilengkapi dengan pengeras suara. Mereka melontarkan tuntutan, di antaranya penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, seperti pembunuhan Munir, peristiwa G30S PKI, dan tragedi Tanjung Priok
“Hari ini kita di jalan menuntut keadilan. Hari ini banyak pelanggaran HAM yang belum tuntas. Pemerintah telah gagal menuntaskan pelanggaran HAM,” ungkap salah satu mahasiswa dalam orasinya ditengah terpaan hujan gerimis.
Editor : Joko Piroso