JAKARTA, iNewsSragen.id - Mengapa Sritex mengalami kerugian? Sritex, atau PT Sri Rejeki Isman Tbk, adalah perusahaan tekstil dengan visi untuk menjadi produsen tekstil global terbesar, terkemuka, dan terpercaya.
Namun, belakangan ini, Sritex menghadapi tantangan besar terkait utang perusahaan.
Perusahaan ini dinyatakan pailit, meskipun pemiliknya merupakan salah satu orang terkaya di Solo.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, utang Sritex mencapai Rp24,3 triliun, yang terdiri dari utang jangka pendek dan jangka panjang, dikutip dari Okezone.
Pendapatan Sritex tidak cukup untuk menutupi utangnya, dengan total aset diperkirakan sekitar Rp10,33 triliun.
Hal ini berarti utang perusahaan melebihi total aset yang dimiliki.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kerugian Sritex, dirangkum oleh Okezone dari berbagai sumber pada Jumat, 25 Oktober 2024.
1.Lilitan Utang Perusahaan
Utang Sritex telah ada sejak sebelum pandemi COVID-19 dan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk obligasi, pinjaman bank, sewa pabrik, utang dagang, dan utang pajak.
2.Saham Dibekukan
Pada Oktober 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberlakukan suspensi perdagangan saham PT Sri Rejeki Isman Tbk di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini terjadi karena perusahaan tidak memenuhi kewajiban publikasi laporan keuangan tahunan tepat waktu. Suspensi ini bertujuan melindungi investor dan memastikan transparansi di pasar modal.
3.Ekuitas Sritex Negatif
Ekuitas Sritex negatif biasanya disebabkan oleh kerugian operasional jangka panjang, kesalahan pembiayaan, atau manajemen keuangan yang tidak tepat.
Perusahaan dengan ekuitas negatif harus segera memperbaiki kondisi keuangan mereka, karena hal ini dapat menyulitkan mereka dalam mendapatkan pinjaman atau modal dari luar.
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan Sritex menghadapi tantangan kerugian yang besar.
Editor : Joko Piroso