SRAGEN, iNewsSragen.id - Proyek pembangunan Jembatan Butuh di Sragen senilai Rp14,4 miliar yang dibiayai dari APBD 2024 kini menjadi sorotan publik setelah baja rangka jembatan yang menghubungkan Desa Pilang, Kecamatan Masaran, dengan Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, mengalami ambrol akibat diterjang banjir Sungai Bengawan Solo, Selasa (12 /11/2024).
Jembatan ini dibangun melintang di atas Sungai Bengawan Solo sebagai bagian dari proyek strategis yang diprioritaskan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen pada tahun 2024.
Banjir yang melanda kawasan tersebut diketahui telah mempengaruhi perancah jembatan, menyebabkan baja rangka jembatan melengkung.
Meskipun demikian, pihak kontraktor dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen telah mempertimbangkan potensi banjir sejak awal pelaksanaan proyek ini.
Hingga Selasa, progres pembangunan jembatan ini tercatat mencapai 71,54% dari target yang direncanakan sebesar 75%.
Meskipun mengalami kerusakan akibat banjir, proyek ini masih terus berjalan, dan pihak terkait berupaya untuk memperbaiki kerusakan serta memastikan kelancaran penyelesaian jembatan tersebut sesuai jadwal yang ditetapkan.
Pembangunan jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar desa, memperlancar akses transportasi, dan mendukung pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
Pihak DPU Sragen dan kontraktor proyek masih melakukan evaluasi dan perbaikan untuk meminimalisir dampak banjir lebih lanjut terhadap kelanjutan proyek.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Susanto, menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh arus deras yang membawa berbagai material, termasuk sampah, sehingga perancah jembatan yang sudah berdiri ikut hanyut.
Albert menegaskan bahwa kontraktor bertanggung jawab penuh atas musibah ini dan pemerintah daerah berupaya agar proyek tetap selesai sesuai jadwal, meskipun ada kemungkinan keterlambatan akibat force majeur.
"Rangka jembatan yang sedang dirakit terbawa arus, namun belum sepenuhnya ambruk. Jika ambruk, konstruksi harus dimulai dari awal," jelas Albert.
Meskipun begitu, ia memastikan bahwa pihaknya akan mengejar ketertinggalan yang disebabkan oleh insiden ini dengan mengubah metode pengerjaan.
Sebelumnya, pengerjaan dilakukan secara bertahap, namun untuk mempercepat proses, DPU Sragen akan menerapkan metode pengerjaan secara simultan.
"Kami akan mempercepat pengerjaan dengan mengubah metode. Jika sebelumnya dilakukan satu per satu, nanti akan kami lakukan secara simultan," lanjut Albert.
Albert juga mengungkapkan bahwa progres pembangunan Jembatan Butuh sudah mencapai 75%, padahal seharusnya pada pekan ini progresnya sudah berada di angka 80%.
Meskipun ada keterlambatan, Pemkab Sragen berharap pembangunan jembatan ini bisa selesai pada akhir bulan November 2024.
“Kami akan berusaha mengejar ketertinggalan ini agar proyek tidak molor terlalu lama. Kami berharap jembatan ini segera selesai agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat," tutup Albert.
Editor : Joko Piroso