get app
inews
Aa Text
Read Next : Cabup Sragen Sigit Pamungkas Ajak Masyarakat Bersatu Pasca Pilkada

Keluarga Nilai Pengusutan Kasus Penembakan Dialami GRO Dinilai Banyak Kejanggalan

Jum'at, 29 November 2024 | 21:22 WIB
header img
Makam Siswa SMKN 4 Semarang, Gama Rizky Nata Oktafadi (G-R-O), yang diduga meninggal akibat ditembak polisi, dibongkar oleh aparat kepolisian Polda Jawa Tengah, Jumat siang (29/11/2024).Foto:iNews/Joko P

SRAGEN, iNewsSragen.id - Makam Siswa SMKN 4 Semarang, Gama Rizky Nata Oktafadi (G-R-O), yang diduga meninggal akibat ditembak polisi, dibongkar oleh aparat kepolisian Polda Jawa Tengah, Jumat siang (29/11/2024), untuk dilakukan otopsi ulang. Langkah ini diambil untuk memastikan lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban yang masih menjadi tanda tanya dalam kasus penembakan tersebut.

Gama Rizky Nata Oktafadi, seorang pelajar berusia 16 tahun dan juara Paskibra, diduga tewas akibat penembakan oleh polisi pada Minggu, 24 November 2024. Pemakaman korban yang berada di Desa Bangunrejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, dibongkar untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut.

Agar proses otopsi berjalan aman dan lancar, polisi dari Polres Sragen menjaga ketat kawasan sekitar makam, dengan membentangkan garis polisi hampir di seluruh area untuk membatasi akses warga yang ingin melihat proses otopsi.

Keluarga korban, khususnya Bude Gama, Diah Pitasari, menyampaikan adanya beberapa kejanggalan terkait waktu dan cara pihak kepolisian memberikan informasi mengenai kematian Gama. Diah mengungkapkan bahwa pada awalnya keluarga diberitahu bahwa Gama meninggal dunia pada pukul 02.00 WIB pada hari Minggu, namun pihak keluarga baru mendapatkan kabar resmi pada pukul 12.27 WIB siang. Ketika mereka datang ke kamar jenazah, jenazah sudah dibalut kain kafan dan hanya wajahnya yang diperlihatkan untuk memastikan identitasnya.

Diah juga menambahkan bahwa pada Minggu subuh, ada polisi yang mendatangi tetangga sekitar rumah untuk mencari informasi tentang Gama. Tetangga-tetangga tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mengenal Gama pada awalnya. Polisi akhirnya mengetahui lokasi korban setelah menyisir dan menggunakan data sidik jari, namun yang mengejutkan adalah pemberitahuan mengenai kematian korban baru diterima pada siang hari, bukan pada waktu yang disebutkan sebelumnya.

Diah menyebut bahwa proses ini tidak berjalan dengan transparansi yang memadai, dan ia merasa ada banyak ketidakjelasan dalam pengungkapan kejadian ini. Diah sendiri sangat mengenal Gama, karena dia yang merawatnya setelah ibunya meninggal, dan rumahnya berdekatan dengan rumah nenek Gama.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut