Dugaan Kekerasan Terhadap Anak di Sragen Bikin Resah, Lurah Minta Visum

SRAGEN, iNewsSragen.id – Warga Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen, digemparkan dengan kabar dugaan kasus kekerasan terhadap seorang siswi kelas 2 sekolah dasar. Informasi yang beredar menyebutkan, korban mengalami luka serius di bagian vital hingga menyebabkan pendarahan.
Awalnya, korban sempat menyebut luka yang dialaminya terjadi karena terjatuh dari sepeda. Namun, berkembangnya isu di masyarakat justru menimbulkan kecurigaan adanya tindakan kekerasan yang menimpa korban. Situasi ini membuat warga sekitar resah, terlebih karena hingga kini belum ada langkah hukum yang jelas maupun laporan resmi ke pihak kepolisian.
Dari keterangan warga, siswi tersebut sering berada di rumah seorang diri. Sang ibu diketahui bekerja setiap hari, sementara ayahnya masih menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. Kondisi ini membuat anak sering tanpa pengawasan orang dewasa, sehingga rawan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Lurah Sine, Gilang Akbar Dahana, ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan bahwa pihak kelurahan sudah mendatangi keluarga korban untuk membicarakan persoalan ini. Ia menjelaskan bahwa korban sudah menjalani pemeriksaan medis.
“Benar, korban sudah diperiksa secara medis. Hasilnya keluar Jumat lalu, dan memang ada luka yang memerlukan jahitan,” ujar Gilang, Rabu (27/8/2025).
Namun, Gilang juga menekankan masih adanya pertanyaan di kalangan masyarakat. Sebagian warga menduga luka tersebut akibat jatuh dari sepeda, sementara yang lain khawatir ada unsur kekerasan. “Untuk memastikan penyebabnya, sebaiknya dilakukan visum. Dari sana bisa diketahui apakah benar akibat kecelakaan atau ada indikasi lain,” tambahnya.
Menurut Gilang, jika visum menyatakan adanya kekerasan, maka langkah hukum harus segera ditempuh demi melindungi korban. Selain itu, pihaknya mendorong agar korban mendapat pendampingan psikologis karena peristiwa ini sudah terlanjur menimbulkan trauma di masyarakat.
“Kalau memang terbukti ada kekerasan, aparat harus segera bertindak. Tapi jika murni kecelakaan, warga juga bisa tenang dan tidak saling mencurigai satu sama lain,” tegasnya.
Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Ardi Kurniawan, saat dimintai keterangan menyatakan pihaknya belum melakukan penyelidikan lebih jauh. “Kami akan cek terlebih dahulu. Jika memang belum ada laporan atau penyelidikan, tentu belum ada perkembangan. Namun bila ada informasi baru, akan segera kami sampaikan,” jelasnya.
Hingga kini, polisi masih menunggu laporan resmi serta hasil visum untuk memastikan langkah yang akan diambil.
Kabar ini sudah menyebar luas di lingkungan Kelurahan Sine dan menimbulkan keresahan. Beberapa warga menyebut khawatir anak-anak mereka juga berpotensi mengalami hal serupa jika tidak ada pengawasan. Bahkan sejumlah tetangga menyarankan agar pihak berwenang lebih cepat bertindak untuk mencegah spekulasi yang semakin liar di tengah masyarakat.
Orang tua korban sendiri masih enggan memberikan keterangan detail terkait kondisi anaknya. Mereka memilih untuk menunggu hasil visum resmi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Meski begitu, sejumlah tokoh masyarakat menilai penting adanya keterlibatan pihak sekolah, dinas sosial, hingga lembaga perlindungan anak untuk memastikan keselamatan korban serta memberikan edukasi kepada warga sekitar.
Perlunya Pendampingan Anak dan Perhatian Lingkungan
Kasus ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan anak di bawah umur. Banyak pihak menilai, selain proses hukum, pendampingan psikologis dan sosial juga sangat dibutuhkan agar anak tidak mengalami trauma berkepanjangan.
Situasi keluarga korban yang terbilang rentan juga menjadi catatan penting. Dengan sang ayah di penjara dan ibu yang sibuk bekerja, korban lebih sering sendirian di rumah. Kondisi ini membuat anak berisiko tinggi mengalami peristiwa yang tidak diinginkan.
Dugaan kekerasan terhadap siswi SD di Sragen ini masih menunggu kepastian dari hasil visum dan langkah aparat penegak hukum. Warga berharap kasus ini segera terang benderang agar tidak menimbulkan kecurigaan yang semakin meluas.
Editor : Joko Piroso