Edukasi Finansial di Gondang, OJK Solo Ajak Warga Hindari Risiko Pinjol dan Investasi Ilegal

SRAGEN, iNewsSragen.id - Dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo berkolaborasi dengan Bank Syariah Sragen dan Pemerintah Kabupaten Sragen menggelar kegiatan Sosialisasi Edukasi Keuangan di Pendopo BUMDes Kaliwedi (Waterboom), Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, pada Selasa (21/10/2025).
Acara yang diikuti lebih dari 150 peserta tersebut dihadiri oleh perangkat desa, anggota PKK Kecamatan Gondang, serta tokoh masyarakat. Suasana kegiatan berlangsung hangat dan interaktif, terlihat dari tingginya antusiasme peserta yang aktif bertanya serta berbagi pengalaman terkait pengelolaan keuangan keluarga dan potensi ekonomi desa.
Hadir dalam kegiatan ini Plt. Camat Gondang, Endang Widayanti, Kepala Desa Kaliwedi Daryono, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Sragen Haryanti, perwakilan OJK Solo Candra Ashiddiq, serta Direktur Utama Bank Syariah Sragen Fakhruddin Nur, yang juga menjadi narasumber utama.
Dalam paparannya berjudul “Perekonomian Berbasis Rumah Tangga”, Fakhruddin menekankan pentingnya mengelola pendapatan dan pengeluaran keluarga secara bijak. Ia mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri melalui kegiatan produktif rumah tangga, serta mengadopsi konsep ekonomi sirkular seperti menabung dari hasil penjualan sampah daur ulang. “Dengan langkah kecil dan berkelanjutan, masyarakat dapat menumbuhkan budaya menabung sekaligus menjaga lingkungan,” ujarnya.
Fakhruddin juga menyoroti fenomena keuangan yang marak di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, seperti judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang digunakan tanpa perhitungan matang. “Banyak anak muda gagal melamar pekerjaan karena tercatat memiliki tunggakan kecil di sistem SLIK OJK — bahkan hanya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Ini bisa berdampak besar terhadap masa depan mereka,” jelasnya.
Selain itu, ia mengingatkan tentang tren investasi berisiko tinggi di kalangan Gen Z, termasuk aset kripto yang kerap dijadikan ajang spekulasi tanpa pemahaman yang cukup. “Banyak yang belum punya tabungan, tapi sudah berani masuk ke investasi berisiko. Padahal investasi yang sehat dimulai dari fondasi keuangan yang aman,” tambahnya.
Sesi sosialisasi ini ditutup dengan dialog ringan dan testimoni peserta yang merasa terbantu dengan materi yang disampaikan. Mereka mengaku lebih memahami cara mengatur keuangan keluarga dan risiko dari aktivitas keuangan digital yang tidak bijak.
Kegiatan edukatif ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan finansial masyarakat desa, terutama bagi ibu rumah tangga dan perangkat desa, agar lebih siap menghadapi tantangan ekonomi modern secara sehat, cerdas, dan berkelanjutan.
Editor : Joko Piroso