Cucu PB XI Dukung KGPA Tedjowulan Jadi Pimpinan Sementara Keraton Surakarta
SOLO,iNewsSragen.id — Dinamika suksesi kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pasca wafatnya Paku Buwono XIII terus bergulir panas. Di tengah munculnya deklarasi KGPAA Hamangkunegoro (Gusti Purboyo) sebagai penerus tahta, suara kritis datang dari kalangan trah sepuh keraton.
Salah satunya dari BRM Nugroho Iman Santoso, cucu Paku Buwono XI, yang menilai deklarasi diri Gusti Purboyo sebagai PB XIV terlalu tergesa-gesa dan belum melalui musyawarah keluarga besar Kasunanan.
"Kami dari trah PB XI menilai deklarasi itu terlalu dini. Kami para trah sepuh belum pernah diajak bicara. Padahal ini menyangkut kelangsungan keraton yang menjadi simbol budaya Jawa,” tegas Nugroho, Sabtu (8/11/2025).
Menurutnya, sosok raja penerus harus memiliki kualitas moral, intelektual, dan spiritual yang kuat agar mampu membawa kemakmuran dan kehormatan bagi keluarga besar keraton serta masyarakat luas.
“Keraton harus dipimpin oleh figur berkualitas, berakhlak, berilmu, dan beragama. Itu yang utama,” tegasnya.
Di tengah situasi yang belum stabil, Nugroho menyatakan dukungan penuh kepada KGPA Tedjowulan untuk menjadi pimpinan sementara (caretaker) Keraton Kasunanan Surakarta. Langkah itu, menurutnya, penting untuk menjaga kesinambungan pengelolaan keraton serta mencegah konflik internal yang pernah mencuat pada tahun 2012.
"Karena beliau juga mendapat SK dari pemerintah (Mendagri). Misalnya nanti beliau mau menyerahkan kepada Gusti Purboyo atau Gusti Hangabehi (yang menjadi PB XIV), itu hak prerogatif beliau (Tedjowulan-Red). Urut-urutannya seperti itu," ujarnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor 430-2933 Tahun 2017, disebutkan bahwa Kasunanan Surakarta dipimpin oleh ISKS PB XIII dan didampingi Maha Menteri KGPA Tedjowulan dalam pengelolaan keraton yang berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan Pemkot Surakarta.
Nugroho menegaskan, Keraton Kasunanan bukan milik pribadi atau keluarga tertentu, melainkan warisan budaya bangsa yang harus dijaga bersama.
“Keluarga raja memang punya tanggung jawab besar, tapi bukan berarti berhak menguasai segalanya. Trah sepuh masih ada dan masih bisa ikut memikirkan masa depan keraton,” tandasnya.
Dengan pernyataan tersebut, dukungan dari trah PB XI kepada KGPA Tedjowulan dinilai sebagai sinyal penting dalam upaya menenangkan situasi internal keraton sekaligus menjaga marwah dan kelestarian Kasunanan Surakarta di tengah pusaran konflik suksesi.
Editor : Joko Piroso