Bencana Besar Melanda Sumut: 12 Kabupaten Terdampak, 175 Warga Jadi Korban
MEDAN, iNewsSragen.id - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut) kembali menelan korban dalam jumlah besar. Hingga Kamis (27/11/2025), total 175 orang tercatat menjadi korban, terdiri dari 34 orang meninggal dunia dan 52 orang masih hilang. Data tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, sebagai hasil rekapitulasi sementara yang dihimpun jajaran kepolisian bersama tim gabungan penanganan bencana.
“Dari hasil rekapitulasi sementara, terdapat 175 korban dengan rincian 34 meninggal dunia serta 52 orang masih dalam pencarian,” ungkap Ferry. Ia menegaskan bahwa kondisi di lapangan masih dinamis, sehingga angka ini berpotensi bertambah seiring proses pencarian dan pendataan di lokasi-lokasi terdampak yang hingga kini belum seluruhnya terjangkau.
Sejauh ini, tercatat 148 kejadian bencana alam terjadi di wilayah Sumut. Bencana tersebut tersebar di sekitar 12 kabupaten/kota, di antaranya Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Sibolga, dan Mandailing Natal. Wilayah-wilayah tersebut mengalami bencana dengan dampak terbesar, mulai dari longsor yang terjadi di puluhan titik, banjir yang merendam permukiman, infrastruktur rusak, hingga akses jalan yang terputus karena material tanah dan batu menutup badan jalan.
Ferry menjelaskan bahwa sebagian wilayah mengalami banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter, terutama di daerah cekungan dan pemukiman warga yang berada dekat aliran sungai. Lumpur tebal yang terbawa arus deras menyebabkan sejumlah rumah tertimbun, sementara warga yang selamat harus dievakuasi menggunakan perahu karet. Tim SAR gabungan kini terus melakukan penyisiran di wilayah-wilayah yang dinilai rawan dan berpotensi menyimpan korban tertimbun.
“Data ini bersifat sementara. Beberapa wilayah seperti Medan, Deli Serdang, dan daerah lain belum dapat melaporkan kondisi secara menyeluruh karena hujan tidak berhenti dan beberapa akses masih terputus. Polda Sumut akan terus memperbarui data secara berkala,” tegas Ferry. Ia menambahkan bahwa proses evakuasi dan pencarian terkendala cuaca ekstrem, minimnya penerangan di malam hari, serta medan yang sulit dijangkau.
Polda Sumut bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan relawan masih bekerja tanpa henti mengevakuasi warga, melakukan pencarian, membuka akses jalan yang tertutup material longsor, serta menyalurkan bantuan logistik ke lokasi pengungsian. Pemerintah daerah juga mengimbau warga di lereng perbukitan dan bantaran sungai untuk siaga dan segera mengungsi jika kondisi cuaca kembali memburuk.
Editor : Joko Piroso