Cerita Menarik Suku Samin yang Tinggal di Pedalaman Blora

Sugiyanto
Penampakan rumah Suku Samin di Pedalaman Blora. Masyarakatnya masih erat dengan adat dan tradisi. (Foto: YouTubeJejak Richard)

Bahkan ada yang menyebutnya sebagai intelektual desa. Samin juga pemimpin yang dihormati masyarakat setempat. Namun, tidak bagi pemerintah Belanda saat itu. Samin dikenal sebagai penjahat yang sering masuk keluar penjara karena tak patuh aturan penjajah.

Salah satu sikap yang diajarkan adalah Sedulur Sikep. Makna ajaran ini bahwa Suku Samin mengutamakan perlawanan tanpa senjata dan kekerasan. Akar dari ajaran ini berawal dengan tindakan mereka untuk tidak membayar pajak serta tak mau menaati peraturan dari pemerintah kolonial Belanda sampai ke penjajahan Jepang. Sikap ini seringkali dianggap menjengkelkan, bahkan terkadang masih dirasakan sampai saat ini.

Ajaran lain yang berkembang di antara masyarakat Suku Samin adalah Sohaling Ilat yang berarti gerak lidah. Makna ajaran ini adalah agar tidak berbicara sembarangan, menjaga lidah atau lisan agar tidak mengucapkan kata-kata bohong yang berpotensi menyakiti hati dan perasaan orang lain. Hal ini berlaku antara satu warga dengan lainnya. Jika tidak ingin disakiti, jangan menyakiti orang lain. Ajaran serupa juga berlaku di setiap aspek kehidupan penduduk setempat.

Masyarakat Suku Samin terbiasa pergi ke berbagai tempat dengan berjalan kaki. Kisah mengungkap, pengalaman orang penduduk suku saat bepergian menuju Rembang. Di tengah jalan, ada bus yang berhenti di dekatnya lalu sang kondektur mengajaknya naik. 

Orang Samin itu pun naik. Namun, dia heran mengapa dimintai ongkos oleh kondektur. Karena tidak punya uang, dia diminta turun oleh kondektur di pinggir jalan. Seorang penumpang pun menawari untuk membayarkan ongkos bus, namun orang Samin tersebut menolak dengan mengatakan, lebih baik jalan kaki karena tidak ada yang mengajak bertengkar.

Suku Samin memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Warga suku ini hidup berpencar di banyak desa yang tersebar di sekitar Kabupaten Blora dan beberapa daerah lainnya. Dalam satu desa, biasanya terdiri dari lima hingga enam kepala keluarga. 

Masyarakat suku ini memegang prinsip 'Ono niro mergo ningsung, ono ningsung mergo niro' yang artinya (Saya ada karena kamu, kamu ada karena saya). Prinsip ini membuat orang Samin tidak mau menyakiti orang lain. Meski demikian, mereka tidak akan tinggal diam jika hak-haknya diambil.

Editor : Joko Piroso

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network