Pada tanggal 7 Agustus 1825, pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu negara Yogyakarta dan berhasil merebutnya dari Belanda. Meski demikian Pangeran Diponegoro tidak menduduki kota Yogyakarta, hanya saja, Sultan Hamengkubuwono V berhasil diselamatkan dan diamankan di Benteng Vredeburg dengan pengawalan ketat dari Keraton.
Sempat frustasi terhadap serangan yang dilancarkan pasukan Diponegoro, pihak Belanda mencoba mengirim surat untuk menawarkan perdamaian. Namun dengan tegas Pangeran Diponegoro menolaknya.
Karena penolakan itu, Jenderal De Kock memerintahkan Presiden Chevallier beserta pasukannya untuk menyerang Selarong. Namun selalu gagal karena pasukan Diponegoro sudah berpencar di berbagai daerah.
Menurut cerita Babad Tanah Jawa, selanjutnya Pangeran Diponegoro mendirikan markas di Dekso yang berlangsung kurang lebih 10 bulan dari tanggal 4 November 1825 sampai dengan 4 Agustus 1826.
Saat ini, Goa Selarong lebih dikenal sebagai salah satu objek wisata alam dan religi. Selain sebagai tempat tujuan mengirim persembahan dan doa, di sekitar goa Selarong juga terdapat air terjun yang bisa memanjangkan mata.
Artikel ini telah tayangkan di iNewsYogya.id dengan judul "Goa Selarong Bantul Yogyakarta, Persembunyian Pangeran Diponegoro saat Hadapi Belanda"
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait