Hal itu kemudian diikuti dengan lemparan benda ke arah lapangan. Suporter pun tak bisa dikendalikan. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan pengawalan ketat polisi.
Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter. Menurut Rezki, banyak suporter yang dipentung dengan tongkat panjang."1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulis Rezki.
Saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat. Aparat pun beberapa kali menembakkan gas air mata.
"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," ungkap Rezki.
Para suporter yang panik berlarian mencari pintu keluar. Tapi sayang, pintu keluar sudah penuh sesak dengan orang-orang yang panik.
"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak nggak berdaya, nggak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet," kata Rezki.
Di luar stadion banyak suporter yang terkapar dan pingsan karena sempat terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan," tambahnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait