Menurutnya, ada 13 pekerja yang belum dibayar gajinya dengan total sekira Rp 70 juta. Jumlah tersebut untuk gaji pengerjaan Jembatan Mojo selama 3 pekan.
Sandi mengungkapkan, pekerjaan perbaikan Jembatan Mojo dilakukan sejak Juni 2022. Dengan perjanjian awal, pembayaran dilakukan setiap dua pekan dengan nominal Rp 30 juta yang dibagi rata pada 13 pekerja.
Namun karena pekerjaan diminta dipercepat, para pekerja diminta lembur dan gaji dibayar pasca-jembatan rampung.
"Diresmikan tanggal 2 Desember, katanya tanggal 7 gajian, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang diserahkan kepada kami," ujar Sandi.
Atas kondisi itu, Sandi dan rekan-rekannya mengaku bingung karena tidak punya uang lagi untuk bertahan hidup di Solo. Mereka mayoritas berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat (Jabar).
"Ada yang dari Karawang, Subang, dan Purwakarta. Mau pulang tidak punya ongkos. Makan hutang di warung sama dibantu warga sini. Sudah coba nelpon mandornya tapi nomornya mati. Mandornya orang Makassar," tandasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait