Menurut kabar yang diterima FKPSS, komunitas pesilat yang turun ke jalanan itu berasal dari Blora, Cepu dan Grobogan. “Mereka itu masih remaja dan hari ini pas jam masuk sekolah. Mereka itu masih anak-anak,” ujarnya.
Heru sebagai ketua FKPSS mengetahui aktivitas para pesilat Sragen karena aktif berkomunikasi dengan pengurus 16 perguruan silat yang menjadi anggota. Pergerakan pesilat yang terjadi belakangan ini, bukan dari Sragen.
Pesilat dari luar daerah masuk dan berkonvoi di Sragen justru akan memperkeruh suasana.
“Dengan adanya konvoi itu justru ngruweti-ngruweti dan masyarakat Sragen yang dirugikan, polisi direpotkan, dan berpotensi memunculkan saling curiga. Yang konvoi ini merupakan korban media sosial,” tegasnya.
Heru meminta pesilat untuk tidak termakan hoaks di media sosial. Soal kabar perusakan tugu salah satu perguruan silat, Heru mengaku menerima laporan itu. Ia bersama perguruan pencak silat lain, polisi, dan anggota TNI telah memperbaikinya sehingga persoalan itu tak perlu disikapi berlebihan, pungkasnya.
Editor : Joko Piroso