Menurut Andy, saat ini operasi pasar beras medium sudah dilakukan di tiga wilayah, yakni di Kota Solo, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo.
"Harapannya sebagai langkah stabilisasi harga khususnya beras, minyak goreng, dan gula. Kedepan juga ke pasar tradisional dan toko dan ritel modern. Tujuannya supaya masyarakat bisa mengakses beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras), dengan kualitas yang bagus dan harga murah," tegasnya.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan jajaran pejabat Forkompinda yang datang ikut memantau menyampaikan, bahwa operasi pasar kali ini merupakan buah kerjasama pihaknya bersama Bulog dan Bank Indonesia.
"Tujuan utamanya adalah pengendalian inflasi di Sukoharjo dan membantu masyarakat yang kurang mampu," kata Etik.
Bupati menyampaikan, bahwa operasi pasar juga akan digelar di 11 Kecamatan lain di Kabupaten Sukoharjo. Dengan masing-masing kecamatan disiapkan 5 ton beras.
"Masyarakat bisa mengambil dua sak, per saknya ukuran lima kilogram, jadi total 10 kilogram," terang Etik.
Dijelaskan oleh Bupati, Inflasi di Sukoharjo terjadi secara fluktuatif. Seperti minyak goreng yang mana sebelumnya harga sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), namun kini harganya merangkak naik dari harga normal.
"22 Februari nanti kami mengadakan panen raya di Kecamatan Weru, Mudah-mudahan panen raya ini dapat menekan Inflasi terutama di Kabupaten Sukoharjo," tandas Bupati.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait