JAKARTA,iNewsSragen.id - Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Brigjen TNI JO. Sembiring, memimpin operasi pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mahrtens. Saat ini, pilot asal Selandia Baru tersebut disandera Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) teroris di Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Penunjukan, Danren 172/Praja Wira Yakthi ini dilakukan langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Saat pengumuman penunjukan tersebut, Saleh Mustafa didampingi Kabinda Papua, Mayjen TNI Gustav Agus Irianto, Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, Danpas III Brimob, Brigjen Pol. Gatot, serta Danlanud Mimika, Letkol Pnb. Slamet Suhartono.
"Saya selaku Pangdam XVII/Cenderawasih, sudah menunjuk Danrem 172/PWY, Brigjen TNI JO Sembiring sebagai Dankolaksops TNI untuk memimpin pelaksanaan operasi, dan berkolaborasi dengan Satgas Damai Cartenz pimpinan Kombes Pol. Faisal. Secara teknis dan taktis sudah dipersiapkan, " kata Saleh Mustafa.
Sebagai anggota Kopassus, JO Sembiring mempunyai kemampuan khusus gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror. Mereka dilatih untuk bisa menguasai kemampuan darat, laut serta udara, termasuk perang hutan.
Jenderal bintang satu ini merupakan arbituren Akademi Militer (Akmil) tahun 1995, dia telah lama berdinas di Korps Baret Merah. Mulai sebagai Komandan Batalyon 33 Grup 3 Sandhi Yudha/Kopassus, Komandan Satuan Intel Kopassus, hingga Kepala Penerangan Kopassus.
"Bagi yang menghalangi-menghalangi atau tidak mendukung terhadap kegiatan yang dilakukan penegakan hukum oleh TNI dan Polri, berarti bagian dari teroris tersebut," tegas JO. Sembiring.
Sebelumnya, Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom merilis foto dan video pilot Susi Air Kapten Philip Mehrtens.
Dalam video yang dibagikan terlihat seorang pria berjaket dikelilingi sekitar belasan orang. Beberapa di antaranya memegang senjata dan busur. Pria berjaket itu adalah Kapten Phillips Mehrtens.
“Militer Papua yang telah menangkap saya untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua, mereka meminta militer Indonesia untuk pulang ke Indonesia dan jika tidak saya akan tetap menjadi tawanan seumur hidup saya,” kata Mehrtens di dalam video tersebut.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait